Tautan-tautan Akses

Reaksi Aktivis Terkemuka Myanmar tentang Kembalinya Eksekusi


Eksekusi empat tahanan oleh pemerintah militer Myanmar, yang diumumkan di media pemerintah, Senin (25/7), telah menuai kecaman internasional yang luas. (Foto: Reuters)
Eksekusi empat tahanan oleh pemerintah militer Myanmar, yang diumumkan di media pemerintah, Senin (25/7), telah menuai kecaman internasional yang luas. (Foto: Reuters)

Eksekusi empat tahanan oleh pemerintah militer Myanmar, yang diumumkan di media pemerintah, Senin (25/7), telah menuai kecaman internasional yang luas.

Aktivis terkemuka Thinzar Shunlei Yi, yang melarikan diri dari negara itu setelah militer mengambil alih pemerintah Februari 2021, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa dia terkejut dan ngeri. Dia menambahkan bahwa dengan tindakan itu jelas pemerintah militer hendak menunjukkan kekuatan untuk mengintimidasi.

"Mereka ingin menanamkan rasa takut di antara kita, terutama kelompok perlawanan dan masyarakat umum supaya mereka bisa melakukan apa saja yang mereka bisa," kata Shunlei Yi.

Berbicara dari daerah perbatasan Thailand-Myanmar, ia mengatakan eksekusi itu menunjukkan para jenderal "di luar kendali". "Ini bukan militer lagi, bukan pemangku kepentingan politik lagi. Mereka adalah penjahat," tambahnya. Dia juga memperkirakan eksekusi akan memperkuat perlawanan. "Ini akan meningkatkan revolusi", katanya. "Tindakan ini seperti ajakan perang."

Wakil Direktur Asia untuk Human Rights Watch, organisasi HAM yang berbasis di Amerika, Phil Robertson, juga mengutuk tindakan tersebut.

Mantan anggota parlemen dan artis hip-hop Phyo Zeya Thaw tiba di parlemen Myanmar di Naypyitaw, Myanmar, 19 Agustus 2015. Ia adalah satu dari empat pria yang dieksekusi itu junta Myanmar. (Foto: AP)
Mantan anggota parlemen dan artis hip-hop Phyo Zeya Thaw tiba di parlemen Myanmar di Naypyitaw, Myanmar, 19 Agustus 2015. Ia adalah satu dari empat pria yang dieksekusi itu junta Myanmar. (Foto: AP)

“Kebobrokan junta militer Myanmar tidak mengenal batas. Mereka yang dieksekusi adalah empat tahanan politik yang diadili di pengadilan militer yang merupakan pengadilan tertutup,” katanya kepada Associated Press. "Kejahatan terhadap kemanusiaan jelas tidak cukup untuk junta militer Myanmar: kini mereka terlibat dalam mengeksekusi tahanan," katanya.

Sejak militer mengambilalih kekuasaan pada 2021, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah memimpin upaya untuk menyelesaikan situasi di negara itu. Namun, usaha diplomasi itu tidak menghasilkan apa-apa.

Robertson mengatakan eksekusi menunjukkan kegagalan upaya ASEAN, dan bahwa kini waktunya bagi masyarakat internasional untuk bertindak tegas. [ka/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG