Pembunuhan pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri dalam serangan AS di Afghanistan kemungkinan akan berdampak kecil pada afiliasi kelompok teror itu di Suriah yang dilanda perang, kata para analis.
Presiden AS Joe Biden, Senin (1/8) mengumumkan Al-Zawahiri tewas pada akhir pekan dalam serangan rudal AS di Kabul di Afghanistan.
Di Suriah, di mana Al Qaeda mendukung beberapa kelompok militan selama konflik yang berlangsung satu dekade di negara itu, beberapa pemimpin telah menyampaikan reaksi mereka secara terbuka atas kematian al-Zawahiri.
Abu Abdullah al-Shami, seorang pemimpin senior kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), menyampaikan sebuah catatan di ruang obrolan online Telegram pada hari Selasa (2/8), memuji kematian al-Zawahiri.
HTS, sebelumnya dikenal sebagai Front al-Nusra, adalah kelompok Islamis kuat yang menguasai sebagian besar provinsi Idlib di barat laut Suriah. Kelompok yang oleh AS ditetapkan sebagai organisasi teroris itu, adalah afiliasi utama Al Qaeda di Suriah sampai 2018 ketika Front al-Nusra secara resmi memutuskan hubungan dengan Al Qaeda.
Meskipun memutuskan hubungan semacam itu, para ahli mengatakan kelompok militan Suriah itu, mempertahankan ideologi yang diilhami Al Qaeda.
“Itulah mengapa kematian seseorang seperti al-Zawahiri bisa dilihat sebagai pukulan simbolis bagi gerakan jihad di Suriah,” kata Sadradeen Kinno, seorang peneliti Suriah yang mempelajari kelompok-kelompok militan Islam di negara itu.
Kelompok militan lain yang berbasis di Idlib seperti Huras al-Din dan Partai Islam Turkistan di Suriah telah berjanji setia kepada Al Qaeda.
“Kematian Zawahiri tidak akan berdampak langsung pada cara kelompok-kelompok ini beroperasi di Suriah,” kata Kinno kepada VOA. “Struktur organisasi mereka sebagian besar independen dari Al Qaeda pusat.”
Analis lain mengatakan bahwa al-Zawahiri adalah simbol generasi tua Al Qaeda yang belum tentu memiliki relevansi yang signifikan dengan kelompok ekstremis saat ini di Suriah dan di tempat-tempat lainnya. [my/lt]
Forum