Tautan-tautan Akses

Salman Rushdie Dalam Proses Pemulihan pasca Ditikam


Salman Rushdie, penulis novel "The Satanic Verses" atau Ayat-ayat Setan (foto: dok).
Salman Rushdie, penulis novel "The Satanic Verses" atau Ayat-ayat Setan (foto: dok).

Salman Rushdie sedang "dalam proses pemulihan," demikian menurut agennya, Minggu (14/8), dua hari setelah penulis novel "The Satanic Verses" ini mengalami luka-luka serius setelah ditusuk ketika memberikan ceramah di New York.

Novelis kelahiran India Salman Rushdie, yang sebelumnya mendapat ancaman pembunuhan dari Iran karena tulisan-tulisannya, ditikam di leher saat bersiap-siap untuk memberikan ceramah di negara bagian New York, Jumat (12/8) .

Seorang reporter kantor berita Associated Press, Joshua Goodman, menyaksikan seorang laki-laki menyerang Rushdie di atas panggung di lembaga Chautauqua Institution, yang memiliki program seni di daerah New York barat.

“Ada sekitar 2.500 orang yang menunggu untuk mendengar ceramah Salman Rushdie. Ia baru saja naik ke panggung, masih diperkenalkan kurang dari satu menit setelah acara dimulai, tiba-tiba seorang laki-laki dari arah penonton naik ke atas panggung dan mulai meninju atau menikam, tidak terlalu jelas, tetapi jelas ada darah atau cairan merah mengalir ke berbagai arah.”

Gubernur New York Kathy Hochul mengatakan Rushdie masih hidup dan "mendapatkan perawatan yang dibutuhkan."

“Ia sudah diangkut, diterbangkan ke tempat yang aman, tetapi inilah seseorang yang sudah beberapa dekade berbicara mengenai kebenaran pada kekuasaan. Seseorang yang tampaknya tidak takut, meskipun mendapat ancaman sepanjang masa hidupnya."

Polisi mengatakan tersangka penikam Rusdhie, Hadi Matar (24 tahun) warga Fairview, New Jersey, telah ditahan.

Rushdie mencapai ketenaran internasional dengan novel 1981 "Midnight's Children" yang memenangkan penghargaan Booker Prize yang bergengsi. Namun, bukunya tahun 1988 "The Satanic Verses" membuat pemimpin revolusioner Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematiannya. Rushdie menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam persembunyian, dan baru keluar dari pengasingan pada akhir 1990-an setelah pemerintah Iran menjauhkan diri dari fatwa Khomeini tersebut.

Rushdie sejak lama menjadi pendukung kuat kebebasan berbicara.

“Jika kita menjadi organisasi untuk kebebasan berekspresi, jika kita percaya pada nilai kebebasan berbicara, maka kita harus percaya pada nilai kebebasan berbicara tentang hal-hal yang tidak kita sukai. Jika kita hanya membela kebebasan berbicara yang sesuai dengan kerangka moral kita sendiri, itu yang biasanya disebut penyensoran," tandasnya. [my/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG