Pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina di Zaporizhzhia, yang dikepung selama berminggu-minggu, mengalami “pemutusan total” dari jaringan listrik nasional negara itu hari Kamis (25/8), kata operator energi negara itu, Energoatom.
Energoatom menyalahkan Rusia, dengan mengatakan bahwa “tindakan-tindakan para penjajah” menyebabkan pemutusan tersebut. Perusahaan itu mengatakan pemutusan sambungan listrik tersebut adalah yang pertama kalinya terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa itu.
Rusia dan Ukraina menyalahkan satu sama lain atas berbagai serangan di dekat fasilitas Zaporizhzhia, bahkan ketika para pemimpin dunia telah menyampaikan ketakutan mereka bahwa pertempuran kedua negara dapat menimbulkan bencana nuklir yang menghancurkan, yang setara dengan bencana nuklir tahun 1986 di pembangkit listrik Chernobyl, Ukraina.
Energoatom mengatakan fasilitas di Zaporizhzhia itu diputus dari sistem pasokan listrik nasional Ukraina setelah kebakaran di lubang abu di pembangkit listrik termal yang berdekatan merusak saluran listrik yang terhubung ke jaringan. Tiga saluran listrik lainnya “sebelumnya rusak dalam serangan teroris” oleh pasukan Rusia, kata Energoatom.
Pihak utilitas mengatakan bahwa dengan kerusakan tersebut, dua dari enam reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir yang masih berfungsi “diputus dari jaringan,” meskipun pihaknya tengah mencoba untuk menyambung kembali salah satu reaktor ke dalam jaringan.
Kantor berita milik pemerintah Rusia, RIA Novositi, mengatakan bahwa sistem keamanan di pembangkit itu diaktifkan setelah listrik padam.
“Layanan darurat langsung diaktifkan. Para spesialis segera melakukan upaya untuk memulihkan pasokan listrik,” kata Alexander Volga, kepala administrasi regional yang ditunjuk Rusia, kepada kantor berita tersebut. [rd/ka]
Forum