Seorang hakim federal Amerika Serikat, pada Senin (5/9), menyetujui permintaan mantan Presiden AS Donald Trump agar dilakukan penunjukan seorang petugas pengadilan khusus (special master) untuk meninjau ribuan halaman dokumen keamanan nasional dan dokumen lainnya yang disita dari kediamannya di Mar-a-Lago, Florida – yang juga merupakan sebuah resor golf – untuk menentukan apakah sebagian dokumen tersebut patut dikembalikan kepadanya.
Hakim Distrik AS Aileen Cannon di Florida mengesahkan penunjukan petugas pengadilan khusus meski Departemen Kehakiman AS keberatan akan hal itu. Departemen Kehakiman memberi tahu sang hakim pekan lalu bahwa pihaknya telah selesai melakukan peninjauan terhadap dokumen-dokumen yang bersifat sangat rahasia dan dokumen lainnya yang diambil dari rumah pribadi Trump dalam penggeledahan yang disetujui pengadilan pada 8 Agustus lalu.
Departemen Kehakiman mengatakan, dari 11.000 halaman yang disita, pihaknya menemukan 500 halaman dokumen yang kemungkinan tergolong hak istimewa sang mantan presiden sehingga mungkin patut dikembalikan kepada Trump, yang disebut sang hakim dalam putusannya mencakup dokumen medis, informasi akuntansi dan komunikasi terkait pajak.
Cannon memerintahkan pengacara Departemen Kehakiman dan pengacara Trump untuk memberinya daftar nama kandidat petugas khusus yang dapat melakukan peninjauan independen terhadap dokumen-dokumen itu paling lambat pada Jumat (9/9). Ia juga mengatakan agar kedua pihak menegosiasikan “tugas dan batasan” petugas khusus itu nantinya dan menentukan jadwal penyelesaian peninjauan dokumen.
Hakim juga memerintahkan Departemen Kehakiman untuk menghentikan sementara penyelidikan alasan Trump mengambil dokumen-dokumen sangat rahasia itu ke rumah pribadinya setelah meninggalkan Gedung Putih pada Januari 2021, alih-alih mengembalikannya kepada Arsip Nasional seperti diwajibkan undang-undang AS, hingga “peninjauan petugas khusus selesai dilakukan” atau pengadilan mengeluarkan keputusan baru.
Meski demikian, hakim mengatakan bahwa terlepas dari penundaan penyelidikan kriminal tersebut, pakar intelijen pemerintah dapat melanjutkan peninjauan soal apakah kepentingan keamanan nasional AS terancam oleh tindakan Trump yang menyimpan dokumen-dokumen tersebut di Mar-a-Lago, di mana ratusan orang sering mengunjungi ruang makan dan menginap di resor tersebut.
Dalam dokumen yang diajukan ke pengadilan pekan lalu, Departemen Kehakiman mengatakan pihaknya hanya meminta dan memperoleh persetujuan untuk menggeledah gudang bawah tanah, kantor Trump dan ruangan-ruangan lainnya di Mar-a-Lago setelah dicurigai bahwa dokumen-dokumen itu “kemungkinan disembunyikan dan dipindahkan” dari area gudang dan “kemungkinan terdapat upaya untuk menghalang-halangi penyelidikan pemerintah.”
Trump sebelumnya telah menyerahkan ratusan dokumen pada bulan Januari dan Juni. Namun, Jaksa Agung Merrick Garland mengizinkan penggeledahan bulan lalu dan Hakim federal Bruce Reinhart menyetujuinya setelah jaksa mengatakan mereka mendapat informasi dari informan di dalam bahwa masih ada lebih banyak dokumen negara di Mar-a-Lago, meskipun pengacara Trump, Christina Bobb, telah menandatangani pernyataan pada bulan Juni yang menyatakan bahwa setelah “pencarian yang teliti,” tidak ada lagi dokumen yang ditemukan.
Cannon, hakim yang ditunjuk Trump pada masa kepresidenannya, mengatakan dalam putusannya bahwa petugas pengadilan khusus akan ditunjuk “dalam kepentingan untuk menjamin integritas proses yang tertib di tengah pusaran tuduhan bias dan bocoran media.” [rd/jm]
Forum