Tautan-tautan Akses

Nadiem: Indonesia Pelopor Transformasi Pendidikan Digital 


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, dan Made Yoni di Studio VOA Washington DC (foto: VOA/Alam Burhanan).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, dan Made Yoni di Studio VOA Washington DC (foto: VOA/Alam Burhanan).

Dunia pendidikan merupakan salah satu bidang yang mendapat sorotan selama sidang umum PBB ke-77 di New York. Negara anggota PBB sejak tanggal 16-19 September diperkenalkan pada sasaran-sasaran baru pasca kemunduran pendidikan global akibat pandemi yang berimbas pada seluruh negara di dunia.

Pandemi telah membuka mata masyarakat internasional pada hal-hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, mulai dari sistem kesehatan sampai pendidikan.

PBB menyadari pendidikan sangat bergantung pada teknologi modern dan internet agar pendidikan tidak lagi akan terhambat dan generasi muda bisa belajar dengan aman dan nyaman.

Tujuan Pembangunan Yang Berkelanjutan PBB yang diadopsi negara-negara anggota untuk pendidikan atau SDG 4 adalah pendidikan yang berkualitas bagi warga dunia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim dalam wawancara ekslusif dengan VOA di Washington, DC mengatakan prioritas SDG 4 Indonesia mencakup semua hal yang disasar PBB.

“Dari literasi, pendidikan dini, bahkan semua isu-isu mengenai kebersinambungan, dan perubahan iklimpun kalau kita tidak mengubah dalam sistem pendidikan kita, ya susah sekali menciptakan suatu generasi yang akan sadar mengenai masa depan planet kita,” ujarnya.

Selama pandemi PBB meluncurkan program baru kepada neg ara-negara anggotanya yang di sebut transformasi sistim pendidikan, Transformative Education System (TES). Konferensi Tingkat Tinggi TES yang pertama mengenai pendidikan ini telah dilaksanakan di markas besar PBB di NY dan menghasilkan sasaran-sasaran pendidikan global dalam jangka pendek dan panjang yang tenggatnya akan berakhir pada tahun 2030.

Tujuh Inisiatif Global baru yang diluncurkan pada KTT TES yang berfokus pada solusi masalah-masalah pendidikan, yaitu:

1. Pendidikan Ramah Lingkungan untuk membuat setiap peserta didik siap menghadapi perubahan iklim

2. Menghubungkan setiap anak dan remaja pada solusi digital

3. Mengatasi krisis dalam pembelajaran dasar di kalangan pelajar muda

4. Transformasi sistem pendidikan untuk memungkinkan semua anak dan remaja yang terkena dampak krisis, mengakses kesempatan belajar yang inklusif, berkualitas, aman dan berkesinambungan.

5. Memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan anak perempuan dan perempuan

6. Transformasi pembiayaan pendidikan dengan berinvestasi lebih banyak, lebih merata, lebih efisien, lebih inovatif, dan

7. Memberdayakan generasi muda untuk menjadi pemimpin yang efektif dalam membentuk kembali pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, Atdikbud KBRI Washington DC Popy Rufaidah (kanan) dan Made Yoni di Gedung VOA Washington, DC (VOA/Alam Burhanan).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, Atdikbud KBRI Washington DC Popy Rufaidah (kanan) dan Made Yoni di Gedung VOA Washington, DC (VOA/Alam Burhanan).

Nadiem Makarim mengatakan Indonesia telah menjadi perintis dalam tranformasi sistim pendidikan, termasuk teknologi digital dan telah mengilhami negara-negara anggota PBB lainnya.

“Menurut pendapat banyak menteri-menteri pendidikan dan , pakar-pakar pendidikan setelah acara kami di PBB, mereka merasa Indonesia itu sudah menjadi perintis dalam aspek ini, karena kita punya program digitalisasi pendidikan yang sudah mengembangkan berbagai macam produk-produk aplikasi gratis, yang bisa digunakan kepala sekolah guru-guru dan lain-lain salah satu contohnya adalah platform merdeka mengajar,” ujarnya.

Ratih Ayu Apsari, Dosen Pendidikan Matematika Universitas Mataram yang saat ini sedang menempuh studi S3 Fakultas Pendidikan di Universitas California-Berkeley, menyambut terobosan aplikasi bagi para guru Indonesia dan berharap penggunaannya akan bisa diperbaiki dan diperluas.

Nadiem: Indonesia Pelopor Transformasi Pendidikan Digital
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:45 0:00

“Kita bisa lihat bagian mana yang bisa diperbaiki bersama sambil kita tingkatkan aksesibilitasnya ke tempat-tempat yang lebih luas lebih mencakup ke daerah-daerah karena kalau kita negative atau pesimis dulu maka pembangunannya akan terhambat di situ-situ saja," katanya.

PBB juga mengharapkan negara-negara anggota akan mulai menetapkan sasaran nasional sejalan dengan sasaran global tersebut untuk target pencapai tahun 2025 dan 2030, yakni pendidikan yang berkualitas. [my]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG