Sekjen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Yunus Nusi, dalam konferensi pers di Jakarta hari Minggu (2/10) mengatakan akan menjatuhkan hukuman berat terhadap Arema, pasca kerusuhan yang terjadi usai pertandingan melawan Persebaya Surabaya yang menewaskan sedikitnya 120 orang. Sanksi untuk Arema, kata Yunus, dapat merupa pelarangan tim Arema bermain di kota mereka sendiri, serta sejumlah hukuman lain yang sedang dibahas Komite Disiplin PSSI.
“Seperti apa yang disampaikan oleh Komite Disiplin (PSSI), sanksi yang akan diterima oleh Panpel dan Arema begitu berat. Saya pun sudah mengkaji di dalam regulasi dan aturannya, ini juga yang secepatnya akan diambil oleh Komite Disiplin. Sampai dengan berakhirnya kompetisi, Arema tidak diperkenankan untuk home (tanding di kandang) di Malang,” ujar Yunus.
Saat ini tim investigasi dari PSSI, kata Yunus, sedang melakukan penyelidikan penyebab tragedi kerusuhan di Malang, dan secara rutin memberikan laporan kepada FIFA maupun pihak terkait di dalam negeri.
Meski menghentikan sementara Liga 1, Yunus mengatakan pertandingan internasional yang telah dijadwalkan tidak akan terpengaruh oleh insiden ini.
“Semua agenda-agenda FIFA, AFC, masih tetap berjalan kecuali untuk yang Liga 1 kita hentikan,” jelasnya.
Mabes Polri Kirim Tim ke Malang
Dihubungi secara terpisah Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, memastikan telah memberangkatkan tim medis dari Rumah Sakit Bhayangkara di Kediri, Surabaya, dan Malang, untuk membantu penanganan korban yang dirawat di rumah sakit, agar tidak ada lagi penambahan jumlah korban meninggal dunia.
Selain itu, Dedi juga menegaskan percepatan kerja tim DVI untuk mengidentiviasi korban meninggal dunia, agar dapat diserahkan kepada keluarga korban dan segera dimakamkan.
“Dengan jumlah korban yang cukup banyak, tim DVI juga harus bekerja keras untuk segera melakukan identivikasi terhadap korban yang meninggal dunia, karena tempat penyimpanan jenazah di rumah sakit di Malang jumlahnya terbatas,” ujarnya.
Pertandingan antara Arema FC Malang melawan Persebaya Surabaya Sabtu malam berakhir dengan kemenangan Persebaya, dengan skor 3-2. Tak terima dengan kekalahan Arema di kendang sendiri, para pendukungnya memasuki lapangan, mengejar para pemain Arema dan timnya.
Polisi bergerak cepat mengevakuasi pemain Arema dan timnya ke luar stadion, sementara massa terus memasuki lapangan. Polisi akhirnya menembakkan gas air mata, sebagian jatuh di bagian tribun yang menimbulkan kepanikan penonton. Lebih dari 42.000 penonton memadati Stadion Kanjuruhan, Malang, yang berkapasitas 38.000 orang.
Jumlah Korban Masih Simpang Siur
Hingga laporan ini disampaikan jumlah korban masih simpang siur. Kapola Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta awalnya menyebut 125 orang meninggal, termasuk 2 polisi. Lebih dari 180 orang luka-luka dan menjalani perawatan di 11 rumah sakit.
Namun data di Kementerian Kesehatan RI menyatakan korban meninggal mencapai 131 orang, sementara 284 lainnya luka-luka.
Sementara Arema Indonesia mencuit jumlah korban meninggal mencapai 182 orang.
Presiden Perintahkan Evaluasi & Penyelidikan
Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Menpora Zainudin Amali dan Ketua PSSI Mochamad Iriawan untuk mengevaluasi pelaksanaan hingga prosedur pengamanan pertandingan sepak bola. Jokowi juga memerintahkan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo untuk menyelidiki insiden ini. [pr/iy/em]
Forum