Tautan-tautan Akses

Sekjen PBB Sebut Ketergantungan Bahan Bakar Fosil Secara Terus Menerus ‘Bodoh’


Sejumlah aktivis dari kelompok pemerhati isu iklim Extinction Rebellion menggelar aksi protes di depan gedung pemerintahan John Wilson District of Columbia di Washington, pada 22 April 2022, menuntut penghentian penggunaan energi fosil. (Foto: Reuters/Evelyn Hockstein)
Sejumlah aktivis dari kelompok pemerhati isu iklim Extinction Rebellion menggelar aksi protes di depan gedung pemerintahan John Wilson District of Columbia di Washington, pada 22 April 2022, menuntut penghentian penggunaan energi fosil. (Foto: Reuters/Evelyn Hockstein)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu (26/10) mengatakan, merupakan hal yang “bodoh” apabila dunia terus bergantung pada bahan bakar fosil, karena hal itu memicu kondisi darurat iklim yang sekarang sedang terjadi.

“Jika dunia, terutama Eropa, selama dua dekade terakhir telah berinvestasi besar-besaran pada energi terbarukan, kita tidak akan menghadapi krisis energi yang kita hadapi saat ini,” kata Guterres dalam wawancara dengan BBC.

“Dan harga minyak dan gas pun tidak akan setinggi sekarang,” tambahnya saat menjawab pertanyaan mengenai perang di Ukraina dan konsekuensinya terhadap produksi bahan bakar fosil.

“Karena kita tidak cukup berinvestasi pada energi terbarukan, kini kita yang merasakan akibatnya,” kata Guterres.

Ia melanjutkan: “Hal paling bodoh adalah bertaruh pada apa yang telah menyebabkan kita mengalami bencana ini.”

Menjelang pembukaan KTT Iklim PBB bulan depan di Mesir, pemimpin PBB itu mendesak negara-negara untuk berbuat lebih banyak demi memerangi pemanasan global.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Rabu (26/10), PBB mengatakan bahwa komitmen iklim dunia saat ini masih jauh dari target untuk membatasi kenaikan suhu bumi hingga sebesar 1,5 derajat Celcius. Komitmen itu akan membawa Bumi yang kini sudah diamuk gelombang panas, banjir dan badai yang meningkat ke bencana pemanasan global yang menghancurkan.

Komitmen gabungan saat ini dari hampir 200 negara akan membawa suhu bumi naik 2,5 derajat Celcius pada akhir abad ini bila dibandingkan suhu bumi pada tingkat pra-industri, demikian bunyi laporan tersebut.

Guterres mengatakan, “1,5 derajat itu masih mungkin dicapai. Tapi kita sudah hampir kehilangan harapan itu.” [rd/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG