Pemerintah China, Rabu (9/11), mengimbau Jerman untuk mempertahankan akses ke pasarnya setelah sebuah perusahaan mengatakan Berlin dapat memblokir penjualan pabrik chip komputer kepada pembeli yang memiliki hubungan dengan China di tengah ketegangan atas teknologi dan keamanan.
Pembuat semikonduktor Elmos mengatakan, Senin, bahwa pihaknya diberitahu oleh Kementerian Ekonomi Jerman bahwa penjualan ke Silex Microsystems AB dari Swedia “kemungkinan besar akan dilarang dalam sidang kabinet mendatang.'' Silex dimiliki oleh Sai Microelectronics dari China, menurut media Jerman.
Pemerintah negara-negara Barat semakin waspada dengan ambisi teknologi China dan kebijakan luar negerinya yang tegas. Amerika Serikat dan pemerintah lainnya telah memperketat kontrol pada akses ke chip prosesor dan teknologi lainnya.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian, mengatakan dia tidak tahu tentang penjualan di Jerman tetapi dia mendesak pemerintah Scholz untuk memperlakukan perusahaan-perusahaan China secara adil.
Zhao meminta Jerman untuk “menciptakan situasi pasar yang adil, terbuka dan nondiskriminatif untuk operasi normal semua perusahaan'' dan menghindari “menggunakan alasan keamanan nasional sebagai dalih untuk proteksionisme.''
Scholz mengunjungi Beijing pekan lalu, menjadi pemimpin pertama dari Kelompok Tujuh Ekonomi Utama (G7) yang bertemu Presiden Xi Jinping sejak awal pandemi virus corona pada awal 2020. Perjalanan itu menuai kritik di Jerman setelah Xi memperluas dominasi politiknya dan melanggar tradisi dengan memberikan dirinya masa jabatan lima tahun ketiga sebagai pemimpin partai yang berkuasa.
Kabinet Scholz bulan lalu setuju untuk membiarkan perusahaan pelayaran milik pemerintah China, COSCO, mengakuisisi saham kurang dari 25 persen di terminal peti kemas di pelabuhan Hamburg. Itu merupakan pengurangan dari rencana COSCO untuk membeli 35 persen menyusul munculnya kritik dari partai-partai politik lain di Jerman. [ab/uh]
Forum