Menteri pertahanan Amerika Serikat dan menteri pertahanan China mengadakan pembicaraan, Selasa (22/11), di sela-sela pertemuan regional di Kamboja untuk membahas hubungan bilateral yang tegang dan masalah keamanan regional dan global, kata sejumlah pejabat AS dan China.
Itu adalah pertemuan tatap muka kedua dalam enam bulan antara Menteri Pertahanan AS Lloyd J. Austin dan Jenderal Wei Fenghe, menteri pertahanan nasional China. Itu terjadi lebih dari seminggu setelah pertemuan di Indonesia antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping yang secara luas dilihat sebagai upaya untuk meredakan ketegangan antara kedua negara adidaya terkait perdagangan dan klaim Beijing atas Taiwan.
Austin dan Wei berada di Siem Reap, Kamboja, menghadiri pertemuan para menteri pertahanan dari Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan negara-negara besar lainnya di kawasan Asia-Pasifik.
Hubungan yang sudah tegang antara Washington dan Beijing semakin memburuk pada Agustus ketika Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan, yang memiliki pemerintahan independen tetapi diklaim olehChina.
Amerika Serikat, sekutu paling penting Taiwan, menghormati kebijakan “satu China'' yang sudah berlangsung lama, tetapi tetap menjalin hubungan informal dan hubungan pertahanan dengan Taipei.
Pendekatan ambiguitas ini memunculkan pertanyaan apakah AS akan merespons secara militer. jika pulau itu diserang China.
Biden mengatakan setelah bertemu Xi bahwa jika menyangkut China, AS akan “bersaing dengan penuh semangat, tetapi tidak mencari konflik.''
Sekretaris Pers Pentagon Brigjen Jenderal Pat Ryder mengatakan Austin meyakinkan Wei tentang komitmen Biden terhadap kebijakan “satu China”.
Austin “menegaskan penentangannya terhadap perubahan sepihak terhadap status quo” dan meminta China untuk menahan diri dari tindakan destabilisasi terhadap Taiwan, kata Ryder dalam sebuah pernyataan.
Dalam konferensi pers, juru bicara Kementerian Pertahanan China Kolonel Senior Tan Kefei menggambarkan pembicaraan Selasa “sebagai langkah konkret untuk mengimplementasikan konsensus penting yang dicapai antara Xi dan Biden.”
Ia mengatakan pertemuan itu “sangat penting” untuk membawa hubungan China-AS “kembali ke jalur yang sehat dan stabil.''
Tetapi sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan China mengutip Wei yang mengatakan, “Tanggung jawab atas situasi saat ini yang dihadapi dalam hubungan China-AS ada di pihak AS, bukan di pihak China.”
Wei mengatakan masalah Taiwan adalah batas yang tidak bisa dilanggar karena China tidak akan membiarkan campur tangan asing. Militer China “memiliki kekuatan, tekad, kepercayaan diri dan kemampuan untuk secara tegas menjaga persatuan ibu pertiwi,'' kata Wei. [ab/lt]
Forum