Kementerian Pertahanan Rusia, pada Kamis (22/12), mengatakan fokus utama operasi militer khusus di Ukraina saat ini adalah “menyelesaikan pembebasan” Donetsk.
Berbicara dalam suatu forum yang dihadiri para atase militer negara-negara asing di Rusia, Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov mengatakan garis kontak di Ukraina “telah membentang sejauh 815 kilometer.” “Situasi di garis depan telah stabil, upaya utama tentara kami difokuskan pada pembebasan wilayah Republik Rakyat Donetsk.”
Gerasimov memperkirakan bantuan Barat pada Ukraina telah mencapai $100 juta di mana sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Polandia dan Rumania menjadi penyumbang utama dalam bantuan tersebut.
Gerasimov mengklaim di tengah kucuran bantuan yang datang bagi Ukraina, Rusia telah mencapai hasil yang signifikan dalam operasinya di negara tersebut.
“Lebih dari 1.300 target penting telah diserang dengan rudal-rudal jarak jauh presisi tinggi,” ujarnya.
“Hal ini memungkinkan untuk mengurangi secara signifikan potensi tempur angkatan bersenjata Ukraina, mengganggu sistem komando dan kontrol, melumpuhkan pekerjaan di kawasan industri militer, dan menghambat transportasi militer secara signifikan,” tambah Gerasimov.
Ia juga menyebut senjata hipersonik yang digunakan di Ukraina untuk pertama kalinya berada dalam kondisi-kondisi siap tempur, dengan mengklaim hal itu menunjukkan “efesiensi tinggi.”
Gerasimov juga berbicara tentang kesiapan Rusia secara keseluruhan untuk melawan ancaman terhadap keamanan wilayahnya, dan tentang latihan tempur Rusia-China lebih jauh.
“Patroli udara dan maritim Rusia-China di kawasan Asia Pasifik, demikian pula latihan yang dilakukan,” akan menjadi implementasi praktis kemitraan strategis dengan China. Tujuan latihan semacam ini adalah untuk meningkatkan koherensi tempur pasukan dan kekuatan kedua negara, dan kemampuan menghadapi tantangan dan ancaman baru,” ujarnya. [em/jm]
Forum