Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, pada Senin (26/12), mengatakan negaranya menginginkan berlangsungnya sebuah konferensi untuk mengakhiri perang yang saat ini berlangsung. Namun, ia tidak terlalu yakin apakah Rusia mau berpartisipasi dalam konferensi tersebut, sebuah pernyataan yang mengindikasikan sulitnya untuk mengakhiri perang yang berlangsung di Ukraina itu.
Kuleba mengatakan kepada The Associated Press bahwa pemerintahan negaranya menghendaki pelaksanaan sebuah konferensi "perdamaian" dalam rentang waktu dua bulan ke depan di PBB dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres sebagai mediatornya.
Merespons permintaan tersebut, PBB menanggapinya dengan sangat hati-hati.
"Seperti yang telah sekretaris jenderal katakan dalam beberapa kesempatan, ia bisa menjadi mediator jika semua pihak menginginkan dirinya menjadi mediator," ujar juru bicara PBB Florencia Soto Nino-Martinez pada Senin.
Kuleba mengatakan Rusia harus menjalani persidangan atas kejahatan perang yang mereka lakukan sebelum negaranya berdiskusi secara langsung dengan pihak Moskow. Namun, ia mempersilahkan negara lain untuk bebas menjalin hubungan dengan perwakilan Rusia, seperti yang terjadi dalam perjanjian gandum antara Turki dan Rusia.
Ia kemudian mengatakan bahwa dirinya "sepenuhnya puas" dengan hasil lawatan Presiden Volodymyr Zelenskyy ke Amerika Serikat pada minggu lalu.
Kuleba membeberkan bahwa pemerintah AS telah menyusun rencana khusus untuk mempersiapkan rudal Patriot untuk dioperasikan di Ukraina dalam kurun waktu kurang dari enam bulan. Biasanya pelatihan penggunaan rudal tersebut membutuhkan waktu hingga satu tahun.
Ukraina, menurut Kuleba, akan melakukan apapun untuk memenangkan perang tersebut pada 2023.
"Setiap perang berakhir melalui jalur diplomatik," katanya. "Setiap perang dapat berakhir setelah melalui upaya di medan perang dan di meja negosiasi." [jm/em/rs]
Forum