Tautan-tautan Akses

Seruan Rusia untuk Penyelidikan Internasional terhadap Ledakan Pipa Nord Stream, Gagal


Gelembung gas muncul ke permukaan laut Baltik akibat kebocoran yang terjadi pada jalur pipa Nord Stream 2 yang berada di dekat Bornholm, Denmark, pada 27 September 2022. (Foto: Danish Defence Command/Handout via Reuters)
Gelembung gas muncul ke permukaan laut Baltik akibat kebocoran yang terjadi pada jalur pipa Nord Stream 2 yang berada di dekat Bornholm, Denmark, pada 27 September 2022. (Foto: Danish Defence Command/Handout via Reuters)

Sebuah resolusi yang diajukan oleh Rusia di PBB pada hari Senin (27/3), yang menyerukan diadakannya penyelidikan internasional atas sabotase terhadap pipa gas Nord Stream tahun lalu, gagal memenangkan dukungan dari Dewan Keamanan dan berujung pada saling lempar tudingan antara utusan AS dan Rusia.

“Saya pikir setelah pemungutan suara hari ini, kecurigaan mengenai siapa yang berada di balik tindakan sabotase pipa Nord Stream menjadi jelas,” kata Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia.

Rancangan resolusi Rusia hanya menerima tiga suara yang mendukung, yaitu dari Rusia sendiri, China dan Brazil. Sebanyak 12 anggota Dewan Keamanan lainnya abstain. Rancangan resolusi itu memerlukan sedikitnya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari anggota tetap untuk dapat diadopsi.

“Saya ingin mengingatkan Anda tentang beberapa fakta dasar, di mata seluruh dunia, AS dan sekutunya melakukan semua yang bisa dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada penyelidikan internasional atas apa yang terjadi atas pipa Nord Stream pada September,” kata Nebenzia tanpa menyebutkan sejumlah bukti.

Utusan AS membalas dengan mengatakan, Moskow berusaha mendiskreditkan penyelidikan domestik yang sedang berlangsung atas ledakan itu dan merugikan kesimpulan mereka.

“Sejak serangan itu terjadi, Rusia menyalahkan Amerika karena melakukan serangan ini,” kata utusan AS Robert Wood kepada anggota dewan. “Dengan komentar itu, sangat jelas bahwa Rusia tidak tertarik dengan penyelidikan yang tidak memihak. Dari situ sudah diketahui pelakunya. Rusia hanya bermain politik.”

Rusia berulang kali memanfaatkan komentar publik yang dibuat oleh Presiden AS Joe Biden beberapa minggu sebelum Kremlin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari tahun lalu dengan mengatakan, jika invasi dilanjutkan, “tidak akan ada lagi pipa Nord Stream 2. Kami akan mengakhirinya.”

Antara 26 hingga 29 September 2022, ledakan terjadi di jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 dan menyebabkan sejumlah kebocoran. Jalur pipa tersebut berada di dasar laut Baltik dan Rusia menggunakannya untuk memasok gas ke Eropa. [ps/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG