Tautan-tautan Akses

Sudan Harapkan Bantuan Kemanusiaan dari Indonesia  


Asap tampak mengepul dari beberapa bangunan di Khartoum utara, sementara pertempuran antara pasukan militer Sudan dan kelompok paramiliter RSF terus bergolak di Sudan (1/5).
Asap tampak mengepul dari beberapa bangunan di Khartoum utara, sementara pertempuran antara pasukan militer Sudan dan kelompok paramiliter RSF terus bergolak di Sudan (1/5).

Pemerintah Sudan menghubungi sejumlah negara sahabat meminta bantuan untuk menyelamatkan warga yang dililit konflik senjata itu. 

Pertempuran antara pasukan militer Sudan pimpinan Jenderal Abdel-Fattah Burhan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pimpinan Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo, yang semula merupakan sekutu yang bersama-sama melakukan kudeta militer tahun 2021, pecah sejak 15 April lalu.

Pertempuran itu menjerumuskan kota Khartoum, yang berpenduduk lebih dari lima juta orang, ke ambang kehancuran. Warga lokal bersembunyi di dalam rumah tanpa aliran listrik, sementara dentuman bom dan letusan senjata membahana, dan penjarahan terjadi di mana-mana. Lebih dari 30 negara telah mengevakuasi staf diplomatik dan warga mereka ke luar Sudan, termasuk Indonesia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lebih dari 400 orang dan 3.500 lainnya luka-luka. Palang Merah Internasional ICRC telah bergerak cepat mengirimkan lebih dari delapan ton peralatan medis dan obat-obatan.

Ribuan warga Sudan dan warga asing tiba di Port Sudan, pelabuhan utama negara itu, saat mereka menunggu untuk dievakuasi keluar dari Sudan (foto: dok).
Ribuan warga Sudan dan warga asing tiba di Port Sudan, pelabuhan utama negara itu, saat mereka menunggu untuk dievakuasi keluar dari Sudan (foto: dok).

Dalam jumpa pers pertama di rumah dinasnya di Jakarta, Rabu (3/5), Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yasir Muhammad Ali menyampaikan permohonan bantuan kemanusiaan dari Indonesia.

"Memang benar, kami memang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan darurat, terutama bagi mereka yang terluka dan juga rumah sakit. Seperti sudah saya sebutkan lebih dari 40 persen rumah sakit telah diserang oleh RSF," kata Yasir.

Lebih jauh Yasir mengatakan telah menyiapkan daftar kebutuhan dan ingin menemui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menyampaikannya.

Menanggapi hal itu Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Bagus Hendraning Kobarsyih mengatakan rencana pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Sudan tengah dibahas.

Yasir secara blak-blakan mengatakan perang yang terjadi di Sudan saat ini juga dipengaruhi campur tangan negara lain, namun dia tidak menyebutkan nama negara yang dimaksud.

Pasukan RSF, tambahnya, berjumlah lebih dari sekitar seratus ribu personel, bersenjata lengkap, dan dilatih oleh negara asing. Yasir menuding adanya negara asing yang ingin memanfaatkan pemimpn RSF Jenderal Muhammad Dagalo untuk mengontrol Sudan yang kaya sumber daya alam.

Pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pimpinan Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo (foto: dok).
Pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pimpinan Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo (foto: dok).

Menurutnya, perang yang berkobar sejak 15 April lalu dipicu oleh perbedaan pandangan antara Ketua Dewan Kedaulatan Transisi Sudan Jendral Abdel-Fattah Burhan dengan Jendral Mohammed Hamdan Dagalo mengenai integrasi RSF ke dalam Angkatan Bersenjata Sudan. Burhan ingin proses integrasi tersebut dilakukan dalam dua tahun, tapi Dagalu maunya sepuluh tahun.

Dia mengklaim Angkatan Bersenjata Sudan telah berhasil menguasai 80 persen wilayah dan membuat RSF kehilangan dukungan logistik.

Pasukan RSF telah menyerang misi diplomatik, seperti Amerika Serikat dan Malaysia, dan merampas satu mobil milik Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Khartum.

Sudan Harapkan Bantuan Kemanusiaan dari Indonesia 
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:57 0:00

Sengitnya perang di Sudan membuat pemerintah Indonesia sedari awal memutuskan untuk mengevakuasi warganya dari negara tersebut. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan sudah 949 warga Indonesia dikeluarkan dari Sudan.

"Dengan rincian 930 dievakuasi via Jeddah, 13 orang dievakuasi via Mesir, dan enam orang dievakuasi via Uni Emirat Arab. Sedangkan total WNI yang telah dipulangkan ke Indonesia berjumlah 829 orang, semuanya melalui Jeddah," ujar Retno seraya menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Mesir dan Uni Emirat Arab karena telah membantu evakuasi beberapa warga Indonesia.

Pengamat Timur Tengah di Universitas Indonesia, Yon Machmudi (foto: courtesy).
Pengamat Timur Tengah di Universitas Indonesia, Yon Machmudi (foto: courtesy).

Pengamat Timur Tengah di Universitas Indonesia Yon Machmudi mengatakan pertempuran di Sudan ini mirip dengan yang terjadi di Libya di mana terjadi pertikaian antar faksi militer. Dia memperkirakan konflik bersenjata di Sudan kemungkinan berkepanjangan.

"Saya kira ini proses dari transisi yang sebelumnya, tidak segera menunjukkan ke arah stabilitas. Pada satu sisi, masyarakat tidak puas juga dengan pemerintahan militer yang sebelumnya," ujar Yon.

Yon mengatakan peran yang bisa dilakukan oleh Indonesia adalah mengimbau kepada pemerintah Sudan untuk menciptakan kondisi stabil dan jangan sampai jatuh korban masyarakat sipil. Indonesia, katanya, juga bisa menyerukan kepada para elite politik di Sudan untuk memperhatikan keselamatan dan nasib rakyat agar tidak menjadi korban dan perang saudara berkelanjutan. [fw/em]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG