Sejumlah perwakilan Presiden Joe Biden dan anggota fraksi Partai Republik di DPR AS mengakhiri putaran pembicaraan plafon utang pada Selasa (23/5) tanpa kemajuan berarti sementara tenggat waktu untuk menaikkan plafon utang pemerintah semakin dekat.
Kedua partai masih sangat berseberangan dalam cara mengendalikan defisit yang dialami pemerintah federal, di mana kubu Demokrat berpendapat bahwa warga AS dan unit bisnis yang kaya harus membayar pajak lebih besar, sementara pihak Republik menginginkan pengurangan belanja pemerintah.
Perunding dari Gedung Putih Shalanda Young, yang merupakan direktur Kantor Pengelolaan dan Anggaran (OMB), dan penasihat senior Gedung Putih Steve Richetti bertemu dengan rekan setara mereka dari Partai Republik dalam perundingan yang memakan waktu sekitar dua jam. Mereka meninggalkan tempat perundingan tanpa memberi pernyataan substantif kepada media.
Menteri Keuangan Janet Yellen telah memperingatkan bahwa pemerintah federal kemungkinan tidak memiliki cukup dana untuk membayar tagihan-tagihannya secepatnya pada 1 Juni mendatang, yang akan menyebabkan pemerintah AS gagal membayar utang-utangnya. Kondisi tersebut selanjutnya dapat memukul perekonomian Amerika dan menyebabkan biaya pinjaman semakin mahal.
Kedua kubu masih belum sepakat soal jumlah pengeluaran, dan belum jelas kapan perundingan selanjutnya akan berlangsung, ujar anggota Partai Republik Patrick McHenry, yang mengepalai Komite Keuangan DPR AS.
Jur bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyebut perundingan pada Selasa itu sebagai perundingan "yang sangat alot."
"Kedua kubu harus memahami bahwa mereka tidak akan mendapatkan semuanya yang mereka inginkan," ujar Jean-Pierre dalam konferensi pers. "Dan apa yang kami coba dapatkan adalah jumlah anggaran yang masuk akal, yang bipartisan, di mana Demokrat dan Republik di DPR dan Senat dapat memberikan suaranya dan menyetujuinya." [jm/ka/rs]
Forum