Dua badan PBB pada Senin memperingatkan tentang meningkatnya keadaan darurat pangan termasuk kelaparan di Sudan karena pecahnya perang dan di Haiti, Burkina Faso, dan Mali karena pembatasan pergerakan orang dan barang.
Keempat negara tersebut bersama Afghanistan, Nigeria, Somalia, Sudan Selatan, dan Yaman berada pada tingkat siaga tertinggi, sementara masyarakat yang sudah menghadapi atau diproyeksikan akan menghadapi kelaparan kini berada pada jalur “menuju kondisi bencana.”
Laporan oleh Program Pangan Dunia (WFP) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menyerukan perhatian mendesak untuk menyelamatkan nyawa dan pekerjaan. Di luar sembilan negara yang memberi peringkat tingkat perhatian tertinggi, badan tersebut mengatakan 22 negara diidentifikasi sebagai “hotspot” yang mempertaruhkan kerawanan pangan akut.
“Jalur bisnis seperti biasa tidak lagi menjadi pilihan dalam lanskap risiko saat ini jika kita ingin mencapai ketahanan pangan global untuk semua, dan memastikan tidak ada yang tertinggal,” kata Qu Dongyu, Direktur Jenderal FAO.
Dia menyerukan tindakan segera di sektor pertanian “untuk mengangkat orang kembali dari jurang kelaparan, membantu mereka membangun kembali kehidupan dan memberikan solusi jangka panjang untuk mengatasi akar penyebab kerawanan pangan.”
Laporan tersebut mengutip kemungkinan dampak konflik di Sudan, semakin dalamnya krisis ekonomi di negara-negara miskin dan meningkatnya kekhawatiran bahwa perkiraan fenomena iklim El Nino untuk pertengahan 2023 dapat memicu iklim ekstrem di negara-negara yang rentan.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa 1 juta orang diperkirakan akan melarikan diri dari Sudan, sementara 2,5 juta lainnya di dalam Sudan menghadapi kelaparan akut dalam beberapa bulan mendatang karena rute pasokan melalui Port Sudan terganggu oleh masalah keamanan. [lt/ab]
Forum