Tautan-tautan Akses

Uni Emirat Arab Umumkan Misi Bersejarah Mengirim Pesawat Antariksa ke Sabuk Asteroid


Yang jadi masalah, apakah secara teknis kira2 renewable energy yang sifatnya intermittent ini bisa offset coal untuk baseload? Padahal konsumsi listrik Indonesia terus meningkat setiap tahun. (Foto: via Reuters)
Yang jadi masalah, apakah secara teknis kira2 renewable energy yang sifatnya intermittent ini bisa offset coal untuk baseload? Padahal konsumsi listrik Indonesia terus meningkat setiap tahun. (Foto: via Reuters)

Uni Emirat Arab pada Senin (29/5) mengumumkan rencananya untuk mengirim pesawat ruang angkasa untuk menjelajah sabuk asteroid utama tata surya. Ini adalah proyek antariksa terbaru negara kaya minyak itu setelah berhasil meluncurkan pesawat ruang angkasa Hope ke Mars pada 2020.

Dengan nama Misi Emirat ke Sabuk Asteroid, proyek itu berencana mengembangkan sebuah pesawat ruang angkasa selama beberapa tahun ke depan sebelum meluncurkannya pada tahun 2028 untuk meneliti beragam asteroid.

“Misi ini adalah tindak lanjut dari misi Mars, di mana itu merupakan misi ke Mars pertama dari kawasan ini,” kata Mohsen Al Awadhi, direktur program Misi Emirat ke Sabuk Asteroid. “Kami melakukan hal serupa dengan misi ini. Yaitu, menjadi misi pertama yang khususnya menjelajahi tujuh asteroid ini dan yang pertama dari aspek tur besarnya.”

UEA menjadi negara Arab pertama dan negara kedua di dunia yang berhasil memasuki orbit Mars pada percobaan pertama, ketika wahana Hope berhasil mencapai planet merah pada Februari 2021. Salah satu tujuan peluncuran pesawat itu adalah menyediakan foto utuh pertama atmosfer Mars dan lapisan-lapisannya, serta membantu menjawab sejumlah pertanyaan penting terkait iklim dan komposisi planet tersebut.

Jika berhasil, maka pesawat ruang angkasa yang baru diumumkan itu akan meluncur dengan kecepatan 33.000 kilometer per jam untuk mengarungi perjalanan selama tujuh tahun untuk menjelajahi enam asteroid. Puncaknya adalah pendaratan sebuah kendaraan di asteroid ketujuh, yang disebut asteroid “merah” yang langka, dan disebut para ilmuwan mungkin mengandung informasi yang dapat menguak unsur-unsur pembentuk kehidupan di Planet Bumi.

Senyawa organik seperti air merupakan unsur penting kehidupan yang sudah ditemukan di sejumlah asteroid, yang mungkin terbawa melalui peristiwa tabrakan dengan benda kaya organik lainnya, atau melalui penciptaan molekul organik di luar angkasa. Penyelidikan asal-usul senyawa itu, serta kemungkinan adanya air di asteroid merah, dapat mengungkap asal-usul air di Planet Bumi, yang dapat menawarkan ilmu pengetahuan berharga tentang asal-usul kehidupan di planet kita.

Proyek itu menjadi pencapaian besar bagi Badan Antariksa UEA yang didirikan pada 2014 dan terus berkembang, menyusul keberhasilannya mengirim pesawat Amal, alias “Hope,” ke Mars. Misi antariksa yang baru memiliki jarak tempuh 10 kali lebih jauh dari misi ke Mars.

Pesawat penjelajah itu dinamai MBR, dari nama penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, yang duduk sebagai wakil presiden dan perdana menteri UEA, negara yang diperintah secara turun-temurun. Pesawat itu pertama-tama akan bergerak menuju Venus, di mana gaya gravitasi planet itu akan melemparkannya kembali melintasi Bumi dan kemudian Mars.

Pesawat itu pada akhirnya akan mencapai sabuk asteroid, terbang sedekat 150 kilometer ke batuan-batuan angkasa itu dan menempuh jarak total lima miliar kilometer.

Pada Oktober 2034, pesawat itu diperkirakan akan melakukan dorongan terakhirnya ke asteroid ketujuh dan yang terakhir, yang bernama Justitia, sebelum mendaratkan sebuah kendaraan penjelajah lebih dari setahun setelahnya. Justitia, yang diyakini merupakan satu dari dua asteroid merah yang ada, diduga memiliki permukaan yang sarat unsur-unsur organik.

“Itu adalah satu dari dua benda paling merah di sabuk asteroid, dan para ilmuwan tidak begitu mengerti kenapa warnanya begitu merah,” kata Hood AlMaazmi, peneliti ilmu ruang angkasa di badan antariksa UEA. “Ada teori-teori yang menyebutnya berasal dari Sabuk Kuiper yang punya lebih banyak benda berwarna merah. Itu satu hal yang dapat kita teliti, karena ada kemungkinan asteroid itu juga kaya air.”

Pesawat penjelajah MBR akan mendaratkan sebuah kendaraan penjelajah, yang akan dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan start-up swasta UEA, untuk meneliti permukaan Justitia. Rencana itu dapat menjadi pondasi kemungkinan ekstraksi sumber daya asteroid di masa depan untuk akhirnya mendukung misi manusia yang diperluas di luar angkasa – dan bahkan mungkin untuk tujuan ambisius UEA untuk membangun koloni di Mars pada 2117. [rd/ah]

Forum

XS
SM
MD
LG