Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kemenkes RI, Liliek Marhaendro Susilo, mengatakan jemaah yang wafat paling banyak berasal dari embarkasi Surabaya.
“Sampai dengan 4 Juni jam 4 sore sudah ada 15 jemaah yang wafat. Terbanyak berasal dari embarkasi Surabaya (6 orang), Jakarta-Bekasi (4 orang), Solo (3), Aceh (1), dan Jakarta-Pondok Gede (1),” katanya dalam konferensi pers, Senin (5/6).
Ia juga mengungkapkan, penyakit jantung iskemik sebagai penyebab kematian utama. Lima orang yang tewas diketahui menderita penyakit itu
“Lalu, infark miokard akut ada tiga orang dan sisanya penyakit beragam,” ungkap Liliek.
Liliek mengatakan, 10 di antara jemaah haji yang wafat adalah lansia atau berusia di atas 60 tahun.
“Memang sistem pelayanan kami adalah sistem rujukannya dari kloter dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) atau ke Rumah Sakit Arab Saudi. Di Rumah Sakit Arab Saudi yang dirawat adalah jemaah dengan tingkat keparahan penyakit yang tinggi. Jadi wajar apabila yang paling banyak wafat di Rumah Sakit Arab Saudi,” jelas Liliek.
Terkait dengan kematian lansia, Kemenkes pun mengimbau agar jemaah haji lansia dan berisiko tinggi agar tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik yang berlebihan.
“Sesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Tidak harus setiap hari salat jemaah di Masjidil Haram maupun Nabawi. Kalau kondisi tidak memungkinkan maka salat tetap di penginapan masing-masing,” kata Liliek.
Liliek menyarankan, jemaah haji mandiri ikut mengawasi dan memberikan pendampingan terhadap jemaah yang lansia dan beresiko tinggi. Mereka, katanya juga, harus mewaspadai cuaca panas dan dianjurkan menggunakan alat pelindung diri, seperti payung, masker, kacamata hitam, semprotan air, dan alas kaki saat berada di luar hotel.
“Minum air minimal satu gelas (200 mililiter per jam). Jangan menunggu haus. Bagi jemaah yang memiliki penyakit komorbid agar minum obat teratur sesuai anjuran dan memeriksakan diri secara rutin ke tenaga kesehatan haji kloter,” ujar Liliek.
“Jika ada keluhan badannya kurang nyaman segera hubungi petugas kesehatan yang terdekat supaya bisa diberikan tindakan pertolongan,” pungkas Liliek.
Kepala Biro Humas Kementerian Agama RI, Akhmad Fauzin, mengatakan suhu di Kota Madinah saat ini berkisar antara 30 dan 39 derajat Celsius, sementara di Makkah antara 31 dan 43 derajat celsius.
“Mengingat suhu terbilang panas terlebih di Kota Makkah, diimbau kepada para jemaah khususnya yang lansia untuk menjaga kesehatan dengan mengurangi aktivitas yang tidak perlu. Istirahat cukup dan makan sesuai waktu yang ditentukan,” katanya, Senin (5/6).
Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga 5 Juni 2023 pukul 00.00 WIB, jemaah dan petugas yang sudah tiba di Kota Madinah berjumlah 73.577 orang atau 191 kelompok terbang (kloter). [aa/ab]
Forum