Tautan-tautan Akses

Warga AS ‘Perlu Disiapkan’ untuk Hadapi Serangan Siber China


Bendera AS dan China bersanding dalam foto yang diambil di Beijing, pada 16 September 2018. (Foto: AP/Andy Wong)
Bendera AS dan China bersanding dalam foto yang diambil di Beijing, pada 16 September 2018. (Foto: AP/Andy Wong)

Amerika Serikat mungkin tidak cukup tangguh untuk menangkis dan bertahan dari serangan yang dilakukan China terhadap berbagai infrastruktur penting jika persaingan kekuatan besar yang terjadi saat ini antara Washington dan Beijing berkembang menjadi konflik yang sebenarnya, menurut seorang pejabat urusan siber AS.

Para pejabat AS telah menambah upaya untuk meningkatkan keamanan dunia maya untuk jaringan listrik dan sistem air di AS — yang kebanyakan dioperasikan oleh perusahaan swasta — sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu, tetapi kepala Badan Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber (CISA) memperingatkan pada Senin (12/6) bahwa lebih banyak tindakan pencegahan perlu diambil jika China memutuskan untuk menyerang.

“Jika terjadi konflik, China hampir pasti akan menggunakan operasi siber yang agresif untuk menyerang infrastruktur penting kita, termasuk jaringan pipa dan jalur kereta api untuk menunda pengerahan militer dan untuk menimbulkan kepanikan masyarakat,” kata Direktur CISA Jen Easterly kepada hadirin di Aspen Institute di Washington.

Dan yang membuat direktur CISA itu khawatir sama seperti kekhawatiran akan serangan siber itu sendiri adalah kemampuan warga AS untuk memperbaiki kerusakan akibat serangan sambil juga mampu menunjukkan kekuatan untuk bertahan.

“Kita sebagai rakyat Amerika perlu memahami bukan hanya soal ketahanan dunia maya, tetapi juga pentingnya ketahanan operasional dan pentingnya ketahanan masyarakat,” kata Easterly. “Saya terus terang khawatir bahwa kita telah kehilangan sedikit ketahanan masyarakat.”

Ini bukan pertama kalinya pejabat penting AS memperingatkan tentang kemampuan China untuk menimbulkan kerusakan yang cukup besar dengan menggunakan serangan siber.

Banyak dari peringatan yang disampaikan itu berpusat pada skenario di mana China mencoba untuk menguasai Taiwan secara paksa.

"Jika China memiliki rencana untuk menginvasi Taiwan pada 2027, saya memperkirakan bahwa mereka memiliki rencana siber terkait hal tersebut," ungkap seorang pejabat pertahanan AS pada April lalu.

Sejumlah pejabat AS yang lain telah memperingatkan bahwa China dapat menggunakan serangkaian serangan siber terhadap Taiwan dan AS sebagai bagian dari serangan pembuka untuk mengurangi kemampuan Washington dalam menolong Taiwan pada invasi tersebut. [lt/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG