Tautan-tautan Akses

Sepuluh Perempuan yang Dieksekusi, Berikan Inspirasi bagi Pemeluk Bahai Iran


Sepuluh perempuan Bahá'í digantung di Shiraz, Iran karena mengajar Sekolah Minggu pada tahun 1983 (Wikimedia/© Komunitas Internasional Bahá'í)
Sepuluh perempuan Bahá'í digantung di Shiraz, Iran karena mengajar Sekolah Minggu pada tahun 1983 (Wikimedia/© Komunitas Internasional Bahá'í)

Satu per satu, 10 wanita, sebagian besar berusia di bawah 30 tahun, dengan berani menghadapi kematian dengan cara digantung di alun-alun kota di Shiraz di Iran selatan. Yang termuda baru berusia 17 tahun.

Mereka divonis melakukan kejahatan termasuk spionase, tetapi bagi pendukung di seluruh dunia, mereka digantung hanya karena mereka pemeluk Bahai, dan menolak untuk meninggalkan keyakinan mereka bahkan di bawah ancaman hukuman mati.

Pada hari Minggu (18/6), Bahai Iran memperingati 40 tahun sejak 18 Juni 1983 ketika 10 wanita Bahai di Shiraz dieksekusi. Hukuman itu dipandang sebagai salah satu pelanggaran paling mengerikan yang dilakukan terhadap minoritas non-Muslim yang telah dianiaya sejak revolusi Islam tahun 1979.

Kematian mereka terus menghantui komunitas Bahai, tetapi juga menginspirasi sementara mereka masih berjuang melawan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari di Iran. Pemeluk Bahai berharap semua perempuan Iran dapat memperoleh kekuatan dari mereka setelah gelombang protes yang dipimpin perempuan mengguncang kepemimpinan ulama akhir tahun lalu.

Para wanita itu ditangkap pada bulan Oktober dan November 1982, disiksa, tidak diizinkan untuk mendapatkan pengacara dan telah ditawari kesempatan untuk menyelamatkan hidup mereka dengan masuk Islam, menurut Komunitas Internasional Bahai (Bahai International Community/BIC).

Mereka menolak untuk menandatangani pernyataan yang disiapkan untuk mereka dan pada tanggal 18 Juni 1983 mereka dibawa dari penjara ke Lapangan Chowgan di Shiraz, di mana mereka digantung satu per satu di depan satu sama lain.

Dua hari sebelumnya, enam pria Bahai dieksekusi di alun-alun yang sama, beberapa dari mereka adalah kerabat dari 10 wanita tersebut. Secara keseluruhan, lebih dari 200 pemeluk Bahai dieksekusi dalam hukuman gantung setelah revolusi, menurut BIC.

Memperingati ulang tahun itu sangat penting bagi pemeluk Bahai yang mengatakan mereka yang tersisa di Iran menghadapi gelombang represi baru.

Keyakinan Bahai tidak diakui oleh otoritas Iran, tidak seperti agama-agama minoritas lainnya termasuk Kristen, Yahudi, dan Zoroastrianisme, meskipun komunitas tersebut tetap menjadi minoritas non-Muslim terbesar di negara itu.

Bahai dipandang sebagai agama monoteistik yang relatif modern dengan akar spiritual sejak awal abad ke-19 di Iran. Kepercayaan ini mempromosikan persatuan dan kesetaraan semua orang.

Pemeluk Bahai di Iran mengeluhkan diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat mereka sulit untuk membuka bisnis dan bahkan menguburkan orang mati. Mereka juga secara sistematis tidak diberi akses ke perguruan tinggi di Iran. [lt/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG