Presiden Rusia Vladimir Putin hari Senin (17/7) mengatakan akan menanggapi serangan terhadap Jembatan Kerch. Ini ditegaskannya dalam pertemuan dengan sejumlah pejabat Rusia dan Krimea tentang situasi terakhir pasca serangan tersebut.
“Tentu akan ada tanggapan dari Rusia. Kementerian Pertahanan sedang menyiapkan proposal yang relevan,” tegas Putin.
Sebuah serangan sebelum fajar merusak sebagian jembatan yang menghubungkan Rusia dan Krimea, wilayah yang dianeksasi Rusia.
Serangan hari Senin itu telah memaksa penutupan sementara jembatan itu, yang kedua kalinya dalam kurang dari satu tahun. Dua orang tewas dan satu orang lainnya luka-luka dalam serangan itu.
Lalu lintas kendaraan di Jembatan Kerch terhenti, sementara lalu lintas kereta api sepanjang 19 kilometer dihentikan selama sekitar enam jam.
Komite Anti-Teroris Nasional Rusia mengatakan serangan itu dilakukan oleh dua pesawat nirawak maritim Ukraina.
Serangan ini merupakan serangan besar kedua di jembatan itu sejak Oktober 2022 lalu ketika sebuah truk yang dipadati bom meledakkan dua bagian jembatan itu.
Putin mengatakan FSB, Komite Investigasi dan sejumlah departemen lainnya telah diinstruksikan untuk menyelidiki insiden itu secara rinci. “Saya tidak ragu bahwa semua faktor akan menjadi pertimbangan. Mengingat ini adalah serangan teroris kedua yang terjadi di Jembatan Krimea, saya menunggu proposal konkret untuk meningkatkan keamanan fasilitas transportasi penting yang strategis ini,” papar Putin seraya menyebut serangan itu sebagai hal yang “tidak masuk akal dari sudut pandang militer,” karena Jembatan Kerch tidak digunakan untuk transportasi militer. [em/ka]
Forum