Tautan-tautan Akses

Uni Emirat Arab Kirim Kendaraan Militer ke Chad


Pasukan Uni Emirat Arab terlihat berlatih di pangkalan militer di al-Hamra, Uni Emirat Arab (UEA) pada 23 Maret 2020. (Foto: AP/Jon Gambrell)
Pasukan Uni Emirat Arab terlihat berlatih di pangkalan militer di al-Hamra, Uni Emirat Arab (UEA) pada 23 Maret 2020. (Foto: AP/Jon Gambrell)

Uni Emirat Arab (UEA) telah mengirim kendaraan militer dan peralatan keamanan lainnya ke Chad untuk mendukung upaya anti"terorisme" dan perlindungan perbatasan, kata negara Teluk yang kaya minyak itu, pada Minggu (6/8).

Chad adalah tetangga Niger, di mana kudeta yang menggulingkan salah satu pemimpin proBarat terakhir di wilayah Sahel yang dilanda teror terjadi pada akhir bulan lalu.

Kantor berita resmi UEA, WAM, menyertakan foto beberapa kendaraan lapis baja berwarna gurun pasir, dengan bendera Emirat dan Chad menutupi dua di antaranya. Perusahaan Emirat, NIMR memproduksi kendaraan-kendaraan itu.

"UEA telah mengirim kendaraan militer dan peralatan keamanan ke Republik Chad, untuk mendukung kemampuannya dalam memerangi terorisme dan meningkatkan perlindungan perbatasan," kata WAM, tanpa merinci peralatan tersebut.

WAM mengatakan kedua negara menandatangani perjanjian kerja sama militer pada Juni ketika Presiden Chad, Jenderal Mahamat Idriss Deby Itno, berkunjung ke UEA. Deby telah memimpin negara itu sejak ayahnya, Idriss Deby Itno, meninggal akibat luka-luka ketika memerangi pemberontak lebih dari dua tahun lalu.

Pakta kerja sama militer itu adalah satu dari beberapa perjanjian bilateral yang ditandatangani antara kedua negara, kata WAM.

Chad menegaskan bahwa pihaknya telah "menerima kendaraan lapis baja dalam rangka kerja sama militer antara Chad dan Emirates."

"Peralatan ini memungkinkan kami memperkuat pasukan pertahanan kami dalam kerangka perjuangan melawan terorisme," kata Menteri Pertahanan Chad, Daoud Yaya Brahim, kepada kantor berita AFP.

UEA, yang telah mengembangkan sendiri industri pertahanannya, juga telah meningkatkan keterlibatannya dengan negara-negara Afrika.

Para pemimpin militer blok Afrika Barat, ECOWAS, telah menyepakati rencana kemungkinan intervensi sebagai tanggapan atas kudeta pada 26 Juli, yang menggulingkan presiden Niger, Mohamed Bazoum.

Chad bukan bagian dari anggota ECOWAS, tetapi juru bicara pemerintah Chad mengatakan kepada AFP pada 30 Juli bahwa Deby telah pergi ke Niger "untuk melihat apa yang bisa dia lakukan untuk menyelesaikan krisis itu." [ka/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG