Tautan-tautan Akses

Rusia Luncurkan Misi ke Bulan untuk Mencari Air


Luna-25 meluncur dari landasan di Kosmodrom Vostochny di wilayah Amur timur jauh, Rusia, 11 Agustus 2023. (Foto: Roscosmos/Vostochny Space Centre via REUTERS)
Luna-25 meluncur dari landasan di Kosmodrom Vostochny di wilayah Amur timur jauh, Rusia, 11 Agustus 2023. (Foto: Roscosmos/Vostochny Space Centre via REUTERS)

Rusia, Jumat (11/8), meluncurkan pesawat ruang angkasa untuk pendaratan di Bulan untuk pertama kalinya dalam 47 tahun. Misi ruang angkasa itu adalah bagian dari obsesi Moskow untuk menjadi negara pertama yang melakukan pendaratan di kutub selatan Bulan yang diyakini memiliki kantong air es.

Misi bulan Rusia berkompetisi dengan India, yang sebelumnya juga sudah meluncurkan wahana antariksa Chandrayaan-3 pada bulan lalu. Moskow juga berhadapan dengan Amerika Serikat (AS) dan China yang juga memiliki program eksplorasi Bulan lanjutan dengan target mencapai kutub selatan Bulan.

Sebuah roket Soyuz 2.1 yang membawa pesawat Luna-25 meluncur dari kosmodrom Vostochny, 5.550 km timur Moskow, pada Jumat (11/8) pukul 02.11 waktu setempat.

Pesawat tersebut diterbangkan keluar dari orbit Bumi menuju Bulan selama lebih dari satu jam kemudian, di mana kontrol misi mengambil alih komando pesawat, kata Badan Antariksa Rusia Roscosmos.

Luna-25 meluncur dari landasan di Kosmodrom Vostochny di wilayah Amur timur jauh, Rusia, 11 Agustus 2023. (Foto: Roscosmos/Vostochny Space Centre via REUTERS)
Luna-25 meluncur dari landasan di Kosmodrom Vostochny di wilayah Amur timur jauh, Rusia, 11 Agustus 2023. (Foto: Roscosmos/Vostochny Space Centre via REUTERS)

Kepala Ruang Angkasa Rusia Yuri Borisov kepada televisi pemerintah mengatakan pesawat itu diperkirakan akan mendarat di Bulan pada 21 Agustus. Sebelumnya badan tersebut menetapkan 23 Agustus sebagai tanggal pendaratan.

"Sekarang kita akan menunggu tanggal 21. Saya berharap pendaratan lunak yang sangat tepat di bulan akan terjadi," kata Borisov kepada para pekerja di kosmodrom Vostochny setelah peluncuran. "Kami berharap menjadi yang pertama."

Luna-25, kira-kira seukuran mobil kecil, bertujuan untuk beroperasi selama satu tahun di kutub selatan Bulan, di mana para ilmuwan di Badan Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administraion/NASA) dan badan antariksa lainnya dalam beberapa tahun terakhir telah mendeteksi adanya jejak air es di kawah gelap di kawasan itu.

Misi Luna-25 diharapkan akan memberikan keuntungan kepada Rusia. Serangkaian sanksi Barat terhadap Moskow sebagai implikasi dari perang Ukraina, di antaranya menargetkan sektor kedirgantaraan Moskow, telah gagal melumpuhkan ekonomi Rusia.

Proyek pendaratan di Bulan, yang telah direncanakan Rusia selama beberapa dekade, juga akan menguji kemandirian negara tersebut di bidang luar angkasa setelah invasi Ukraina pada Februari 2022 memutus hampir semua hubungan luar angkasa Moskow dengan Barat, selain peran integralnya di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Badan Antariksa Eropa telah merencanakan untuk menguji kamera navigasi Pilot-D dengan memasangkannya ke Luna-25, tetapi memutuskan hubungannya dengan proyek tersebut setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Astronot AS Neil Armstrong menjadi terkenal pada 1969 karena menjadi orang pertama yang berjalan di Bulan. Namun, misi Luna-2 Uni Soviet adalah pesawat ruang angkasa pertama yang mencapai permukaan Bulan pada 1959, dan misi Luna-9 pada 1966 adalah yang pertama melakukan pendaratan lunak di sana.

Moskow kemudian fokus menjelajahi Mars dan sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991, Rusia belum mengirimkan penyelidikan ilmiah ke luar orbit bumi.

Roket Soyuz-2.1b dengan pesawat ruang angkasa Luna-25 tampak dibawa ke landasan peluncuran menjelang peluncurannya di Kosmodrom Vostochny, Amur, Rusia, 8 Agustus 2023. (Foto: Roscosmos via REUTERS)
Roket Soyuz-2.1b dengan pesawat ruang angkasa Luna-25 tampak dibawa ke landasan peluncuran menjelang peluncurannya di Kosmodrom Vostochny, Amur, Rusia, 8 Agustus 2023. (Foto: Roscosmos via REUTERS)

Air di Bulan?

Selama berabad-abad, para astronom bertanya-tanya tentang keberadaan air di Bulan, yang 100 kali lebih kering dari Sahara. Peta NASA pada 2018 menunjukkan es air di bagian Bulan yang gelap, dan pada 2020 NASA mengonfirmasi bahwa air juga ada di area yang diterangi matahari.

Negara-negara berkekuatan besar seperti AS, China, India, Jepang, dan Uni Eropa telah menyelidiki Bulan dalam beberapa tahun terakhir. Pendaratan Jepang di Bulan Jepang pada tahun lalu gagal, demikian pula dengan misi Israel pada 2019.

Tidak ada negara yang berhasil melakukan pendaratan mulus di kutub selatan. Misi India, Chandrayaan-2, juga menemui kegagalan pada 2019.

Medan yang berat membuat pendaratan di sana sulit, tetapi hadiah penemuan es air bisa bersejarah: besar dapat digunakan untuk mengekstraksi bahan bakar dan oksigen, serta digunakan untuk air minum.

Maxim Litvak, kepala kelompok perencanaan peralatan ilmiah Luna-25, mengatakan tugas terpenting adalah mendarat di tempat yang belum pernah didarati orang lain dan menemukan air.

"Ada tanda-tanda es di tanah area pendaratan Luna-25," katanya, seraya menambahkan bahwa Luna-25 akan bekerja di Bulan setidaknya selama satu tahun Bumi, mengambil sampel. [ah/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG