Pemerintah Italia mengesahkan undang-undang suaka yang lebih ketat pada Senin (18/9), ketika negara itu menghadapi lonjakan kedatangan migran di wilayah pantai selatannya.
Undang-undang baru itu akan memungkinkan perpanjangan masa penahanan para migran yang menunggu keputusan suaka, dari tiga bulan saat ini menjadi enam bulan – dengan kemungkinan perpanjangan hingga 18 bulan.
“Itu adalah waktu yang dibutuhkan tidak hanya untuk melakukan penilaian yang diperlukan, tetapi juga untuk memulangkan mereka yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan perlindungan internasional,” kata Perdana Menteri Giorgia Meloni pada awal pertemuan, seperti dikutip Reuters. Kabinet pemerintahan Italia juga menyetujui pendirian lebih banyak pusat penahanan di daerah-daerah terpencil.
Dalam seminggu terakhir, hampir 10.000 migran telah mendarat di pulau kecil Lampedusa di Italia, yang berpenduduk hanya 6.000 orang. Sebagian besar dari mereka telah menyeberangi Laut Tengah dengan perahu kecil dari Tunisia, yang menempuh perjalanan hanya sejauh 100 kilometer. Pihak berwenang Italia mengatakan 180 migran lainnya tiba pada Senin. Kondisinya sangat memprihatinkan, para migran tidur di jalanan karena pusat penampungan penuh.
Rencana Uni Eropa
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen bergabung dengan Meloni dalam kunjungan ke Lampedusa pada hari Minggu (17/9) dan menjanjikan tanggapan yang keras.
“Kami memiliki kewajiban sebagai bagian dari komunitas internasional. Kami telah memenuhinya pada masa lalu, dan kami akan melakukannya hari ini dan pada masa depan. Namun kami akan memutuskan siapa yang datang ke Uni Eropa dan dalam kondisi apa, dan bukan penyelundup dan pedagang manusia,” kata von der Leyen kepada wartawan.
Presiden komisi UE itu menguraikan 10 poin rencana untuk mencoba meringankan tekanan terhadap Italia, termasuk peran yang lebih besar bagi badan perbatasan Frontex dalam mengidentifikasi dan memulangkan migran yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan suaka. [lt/ka/jm]
Forum