Pejabat tinggi AS, termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken, berada di Meksiko pada Rabu (4/10) untuk bertemu dengan pejabat Meksiko dan membahas masalah perdagangan narkoba dan krisis kemanusiaan di perbatasan kedua negara.
Blinken akan didampingi Jaksa Agung AS Merrick Garland dan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas. Delegasi AS dijadwalkan bertemu dengan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador dan Rosa Icela Rodriguez, menteri keamanan dan perlindungan warga negara.
Pertemuan itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di antara kedua negara. Amerika Serikat sedang menghadapi epidemi kecanduan opioid yang telah memakan 100.000 korban jiwa setiap tahun. Sebagian besar kematian itu disebabkan oleh fentanil, zat narkotika kuat yang diperjualbelikan lintas perbatasan oleh kartel-kartel narkoba asal Meksiko.
Pada saat yang sama, perbatasan AS di sebelah selatan sedang menghadapi banjir migran setiap hari dengan jumlah mencapai ribuan. Mereka menggunakan Meksiko sebagai titik awal upaya untuk memasuki AS, baik secara ilegal maupun dengan mencari suaka sebagai pengungsi.
Kedua masalah itu berujung pada seruan sejumlah pemimpin politik AS yang mendukung tindakan agresif, termasuk berupa intervensi militer, seperti disuarakan beberapa kandidat capres Partai Republik.
Pejabat AS diperkirakan akan meminta Meksiko menerjunkan lebih banyak personel penegak hukum untuk mencegat pengiriman bahan baku fentanil dan menutup laboratorium-laboratorium yang digunakan untuk memproduksinya.
Meksiko mungkin akan menanggapinya dengan dingin. Pemerintah Meksiko, termasuk Lopez Obrador sendiri, sangat vokal mengkritik politisi Amerika yang menggembar-gemborkan masalah narkoba dan imigrasi. Meksiko menuduh para politisi AS mengkambinghitamkan negaranya atas masalah di negara mereka sendiri.
Lopez Obrador sempat menyebut epidemi opioid di AS disebabkan oleh “pembusukan sosial” di negara tersebut.
Dalam pidato yang disampaikan di Universitas Texas sebelum terbang ke Meksiko pada Rabu, Blinken secara hati-hati tidak menyebut kesalahan ada di tangan Meksiko sepenuhnya. Ia justru menekankan bahwa Washington ingin menjaga hubungan baik dengan negara tetangganya itu.
“Meksiko adalah… mitra dagang terbesar kita di dunia,” ujarnya. “Kita ingin mempertahankan hal itu. Kita ingin mempertahankan hubungan, ikatan yang menyatukan kita bersama.”
Ia menambahkan, “Dan kita juga memiliki tanggung jawab bersama. Salah satu hal yang mendorong masuknya perdagangan narkoba ke sini dan memfasilitasinya adalah aliran senjata dari AS ke Meksiko. Kita bertanggung jawab untuk membantu mereka mengatasi masalah itu.”
Terlepas dari kehadiran tiga pejabat tinggi pemerintahan Biden di Meksiko, ekspektasi atas pertemuan selama dua hari itu tidak tinggi, kata pakar.
Will Freeman, peneliti studi Amerika latin di Council on Foreign Relations, mengatakan kepada VOA bahwa pertemuan serupa pada tahun 2021 dan 2022 hanya menghasilkan sedikit perubahan kebijakan yang signifikan.
“Pemerintahan Biden mencoba memberikan pandangan yang cukup positif mengenai kerja sama, mengabaikan fakta bahwa kerja sama itu berada pada titik terendah dalam sejarah,” ungkapnya. [rd/rs]
Forum