Puluhan warga Suriah tewas dan terluka setelah serangan pesawat tak berawak (drone) menghantam upacara wisuda perwira militer di kota Homs pada hari Kamis. Demikian laporan organisasi pemantau perang dan pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian pertahanan Suriah. Tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas pembantaian itu.
Pihak militer membenarkan bahwa drone yang dilengkapi bahan peledak itu, menimbulkan kekacauan pada upacara wisuda menjelang penutupan. Pejabat Angkatan Darat tidak memberi angka resmi jumlah korban, hanya mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak, termasuk di antara mereka yang dalam kondisi kritis.
Badan Pengawas Hak Asasi Manusia untuk Suriah yang berpusat di Inggris memperkirakan, 60 petugas dan warga sipil tewas, dan 120 lainnya terluka. Salah satu stasiun radio pro-pemerintah mengatakan 66 orang tewas dan 190 lainnya luka-luka.
Pemerintah Suriah menyerukan masa berkabung selama tiga hari, dimulai hari Jumat (6/10).
Pihak militer menyalahkan para ekstremis “yang didukung oleh kekuatan internasional” atas serangan itu, tanpa menyebut entitas tertentu, dan berjanji “akan membalas dengan kekuatan dan ketegasan penuh terhadap organisasi-organisasi teroris itu, di mana pun mereka berada.”
Setelah serangan itu, pemerintah mengebom kota-kota di Idlib, provinsi barat laut yang dikuasai pemberontak. Belum diketahui berapa banyak korban jiwa. [ps/jm]
Forum