Aksi kekerasan yang menelan korban jiwa telah melonjak di Tepi Barat ketika militer Israel mengejar militan Hamas pasca serangan ke Israel pada 7 Oktober lalu. Dalam dua minggu terakhir ini, lebih dari 90 warga Palestina di wilayah yang diduduki Israel tewas, terutama akibat bentrokan dengan pasukan Israel.
Kekerasan yang terjadi berpotensi membuka front lain dalam perang antara Israel-Hamas yang telah berlangsung selama dua minggu terakhir, dan memberikan tekanan kepada Otoritas Palestina, yang diakui secara internasional dan mengelola sebagian wilayah Tepi Barat. Otoritas Palestina sangat tidak populer di kalangan masyarakat Palestina karena kerap bekerja sama dengan Israel dalam masalah keamanan.
Jumlah korban tewas itu termasuk enam warga Palestina yang tewas dalam insiden terpisah pada hari Minggu (22/10), juga dua orang yang tewas dalam serangan udara di sebuah masjid di kamp pengungsi Jenin yang bergejolak, yang menurut Israel digunakan oleh para militan.
Israel telah melakukan serangan udara terhadap kamp pengungsi Tepi Barat lainnya pekan lalu, yang menewaskan 13 warga Palestina, termasuk lima anak di bawah umur, dan seorang anggota Polisi Perbatasan paramiliter Israel.
Israel jarang menggunakan kekuatan udara di wilayah Tepi Barat yang didudukinya, bahkan ketika Israel membombardir Gaza yang dikuasai Hamas sejak kelompok militan itu menyerbu melintasi perbatasan pada 7 Oktober.
Lebih dari 1.400 orang di Israel tewas, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, sejak Hamas memulai serangan ke negara itu. Sementara Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan lebih dari 4.600 warga Palestina tewas dalam serangkaian serangan Israel, sebagian besar adalah anak-anak.
Kementerian Kesehatan Palestina di Tepi Barat mengatakan 91 warga Palestina telah meregang nyawa sejak 7 Oktober lalu. Sementara menurut perhitungan The Associated Press, sepanjang tahun ini, sebelum serangan Hamas ke Israel, sedikitnya 197 warga Palestina telah tewas. [em/jm]
Forum