Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi, pada Sabtu (28/10), memperingatkan ancaman meluasnya konflik di Gaza, menyebut kawasan itu seperti “bom waktu.”
Mesir juga melaporkan bahwa pihaknya pada hari Jumat (27/10) menembak jatuh beberapa drone yang disebutnya dikirim oleh milisi Houthi pro-Iran di Yaman. Sementara itu, kelompok Hizbullah Lebanon, milisi proksi Iran lainnya, juga telah menembakkan roket dan peluru ke Israel utara sejak konflik dimulai, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan pecahnya perang antara Israel dan Lebanon.
Kelompok militan Hizbullah Lebanon menembakkan peluru kendali darat-ke-udara ke arah sebuah drone milik Israel di perbatasan Israel-Lebanon pada hari Sabtu (28/10), di tengah baku tembak rudal dan roket secara sporadis yang membuat banyak warga Lebanon khawatir akan pecahnya perang antara Israel dan negara mereka.
Setelah beberapa serangan drone dan roket pada hari Jumat (27/10) melanda perbatasan utara Mesir dan melukai sejumlah orang, pada Sabtu, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi memperingatkan ancaman meluasnya konflik Gaza – yang sudah berlangsung selama hampir tiga minggu – ke wilayah lain di kawasan, termasuk Mesir.
El-Sissi mengatakan, sejumlah drone dari Yaman memasuki wilayah Mesir pada hari Jumat dan berhasil ditembak jatuh. Ia juga memperingatkan bahwa perluasan konflik bukanlah kepentingan kawasan tersebut. Ia menekankan, perluasan konflik layaknya bom waktu yang dapat menghancurkan semua pihak. Ia menegaskan bahwa Mesir merupakan sebuah negara yang berdaulat dan untuk itu ia meminta semua pihak menghormati kedaulatan dan keberadaannya.
Kelompok milisi Houthi di Yaman, yang menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman dan garis pantai di sepanjang Laut Merah, adalah sekutu Iran dan Hizbullah Lebanon. Mereka telah menggunakan drone yang dipasok Iran untuk menyerang kota-kota di Arab Saudi, negara tetangganya, dulu. Ini adalah laporan pertama serangan drone Houthi ke Mesir, ketika serangan Israel terhadap milisi Hamas yang pro-Iran dan menguasai Gaza meningkat.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada hari Sabtu memperingatkan bahwa “kelompok-kelompok sekutu Iran siap bertindak jika perang di Gaza terus berlanjut.” Ia menambahkan bahwa (sekutu-sekutu Iran) “memiliki roket, rudal dan drone yang cukup, yang bisa mereka akses ketika diperlukan.”
Amirabdollahian mengancam Israel dengan mengatakan bahwa pembunuhan perempuan, anak-anak dan warga sipil di Gaza dan Tepi Barat yang terus berlanjut akan membuka pintu berbagai pilihan dan membuat segalanya mungkin terjadi. Ia mengatakan, sekutu-sekutu Iran “terlatih dan siap bergerak jika diperlukan.”
Amirabdollahian juga menyerukan “gencatan senjata” di Gaza dan mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan mengunjungi kawasan itu dalam beberapa jam ke depan untuk “mencoba dan menemukan solusi politik.”
Khattar Abou Diab, dosen ilmu politik Universitas Paris, mengatakan kepada VOA bahwa Mesir dan negara Timur Tengah lainnya semakin khawatir akan keamanan nasional mereka sendiri, mengingat ancaman internal maupun eksternal yang ada, seperti serangan ke Sinai utara Jumat lalu.
Abou Diab mengatakan, serangan terhadap Mesir mungkin berasal dari Yaman atau dari sisi lain perbatasan Mesir, namun yang jelas serangan tersebut merupakan ancaman terhadap keamanan nasional negara itu. Mesir, seperti negara lainnya di kawasan, khawatir konflik itu bisa meluas ke wilayahnya serta mengancam perbatasan dan stabilitas dalam negeri.
Abou Diab mengingatkan bahwa Mesir sempat menguasai Jalur Gaza dari tahun 1948 hingga 1967. Negara itu telah lama harus menghadapi ekstremisme dari Gaza maupun Sinai utara. Ia mengatakan, “Mesir siap menghentikan perpindahan warga Palestina ke Sinai untuk melindungi keamanannya sendiri.”
Stasiun televisi al Arabiya milik pemerintah Saudi melaporkan pada hari Sabtu bahwa konvoi truk bantuan ketiga “siap memasuki Gaza untuk membantu warga sipil.” Belum jelas pasokan bantuan apa yang dibawa konvoi tersebut. Presiden Sissi mengatakan pada hari Sabtu bahwa Mesir “berusaha memfasilitasi pergerakan konvoi tersebut ke Gaza.” [rd/lt]
Forum