Taiwan pada Rabu (1/11) mengatakan bahwa China mengirim 43 pesawat militer dan tujuh kapal ke dekat negara pulau itu, sebuah tanda terbaru bahwa Beijing tidak berencana untuk menghentikan kampanye gangguan, ancaman, dan intimidasinya.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan angka tersebut adalah data terkini dalam 24 jam hingga pukul 06.00 Rabu, dan bahwa 37 pesawat telah melintasi garis median di selat Taiwan, yang tidak lagi diakui China sebagai pemisah informal antara kedua negara.
Dinyatakan pula bahwa Taiwan telah memantau situasi, mengerahkan jet-jet tempur, mengirimkan kapal dan mengaktifkan sistem rudal berbasis darat, yang semuanya merupakan respons standar terhadap aktivitas militer China, yang mencakup penyeberangan ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan namun tidak ke wilayah udara yang sebenarnya.
Manuver China seperti itu semakin sering terjadi dan agresif sejak mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, mengunjungi Taiwan pada Agustus 2022. China menangguhkan komunikasi militer dengan AS untuk menunjukkan ketidaksenangannya atas kunjungan pejabat itu ke Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya yang seharusnya berada di bawah kendalinya, jika perlu dengan kekerasan.
Dalam forum pertahanan internasional di Beijing pada Senin, pejabat militer di posisi kedua China, Jenderal Zhang Youxia menegaskan kembali ancaman pemerintah China untuk membalas tindakan yang bertujuan memproklamasikan kemerdekaan resmi Taiwan, dengan mengatakan bahwa “tidak peduli siapa yang mencoba memisahkan Taiwan dari China dengan cara apa pun bentuknya, China dan militer China tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.” [ns/lt]
Forum