Rusia, yang selama berminggu-minggu membombardir Kota Avdiivka di Ukraina timur, kini mengirimkan gelombang pasukannya ke kota yang hancur tetapi strategis itu – dan menderita kekalahan besar, kata para pejabat senior dan tentara Ukraina, Kamis (23/11).
“Medan itu hanya dipenuhi mayat,” kata Oleksandr, wakil salah satu batalion Ukraina di brigade mekanik ke-47, kepada Agence France-Presse.
“Mereka mencoba melemahkan barisan kami dengan gelombang serangan yang terus-menerus,” katanya. Ia menolak memberi tahu nama lengkapnya karena alasan keamanan.
Strategi itu mirip dengan yang digunakan Rusia saat menggempur Bakhmut, kota yang akhirnya direbut Moskow.
Sejak pertengahan Oktober, Rusia telah berusaha merebut kota kecil itu dari Ukraina tanpa membuahkan hasil, kata pihak Ukraina. Kota itu terletak di garis depan, lima kilometer dari Donetsk, ibu kota wilayah Ukraina yang kini dikuasai Rusia, yang merupakan satu dari empat wilayah yang dicaplok Moskow.
Kelompok separatis yang didukung Rusia merebut Avdiivka pada tahun 2014 dan sempat menguasainya sebentar sebelum pasukan Ukraina merebutnya kembali dan memperkuatnya sejak saat itu.
Sekitar 1.400 orang masih tinggal di kota yang sebelum perang berpenduduk 32.000 jiwa, kata Vitaliy Barabash, kepala administrasi militer Avdiivka, yang menggambarkan serangan Rusia sebagai serangan yang sengit.
“Mengenai kota ini, rata-rata terjadi delapan hingga 16-18 serangan udara setiap harinya. Terkadang 30. Kami tidak punya waktu untuk menghitungnya,” kata Barabash kepada televisi Channel 24 pada Kamis. Laporan Rusia mengenai perangnya jarang menyinggung Kota Avdiivka.
Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi laporan pertempuran dari kedua pihak.
Sebelumnya pada Kamis, empat orang tewas dan lima lainnya luka-luka dalam penembakan Rusia di wilayah Kherson di selatan Ukraina, kata para pejabat Ukraina.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko mengatakan lebih dari 60 bangunan perumahan dan infrastruktur rusak dalam serangan itu.
“Pada awalnya diketahui bahwa penembakan itu dilakukan dengan bom tandan,” kata Andriy Yermak, kepala kantor kepresidenan Ukraina, melalui Telegram. VOA tidak dapat memverifikasi secara independen laporan tersebut.
Tentara Rusia meninggalkan Kherson pada akhir tahun lalu, tetapi masih secara teratur menarget daerah di tepi timur Sungai Dnipro itu.
Sementara itu, televisi pemerintah Rusia mengatakan pada hari Kamis bahwa salah satu jurnalisnya tewas setelah terluka dalam serangan pesawat tak berawak (drone) Ukraina di wilayah Zaporizhzhia di Ukraina selatan yang diduduki Rusia.
Stasiun televisi Rusia itu mengumumkan kematian Boris Maksudov sehari setelah kementerian pertahanan Rusia mengatakan ia diserang saat sedang bekerja di Zaporizhzhia.
Dalam pidato hariannya pada hari Rabu (22/11), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyoroti paket bantuan militer baru dari sekutu, yang menurutnya mencakup bantuan untuk pertahanan udara negaranya.
Zelenskyy mengatakan bahwa bantuan tersebut akan lebih melindungi kota-kota di Ukraina dari serangan Rusia dan bahwa “perisai langit Ukraina semakin kuat setiap bulannya.” [rd/rs]
Beberapa informasi untuk laporan ini berasal dari The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters.
Forum