Seorang reporter pemenang penghargaan dari harian Hong Kong, South China Morning Post, hilang setelah melakukan lawatan kerja ke China pada akhir Oktober lalu, kata kantor berita Jepang Kyodo News pada Kamis (30/11), mengutip seorang sumber yang mengetahui hal itu.
Minnie Chan, yang meliput isu pertahanan dan diplomasi di China, tidak dapat dihubungi setelah melakukan perjalanan ke Beijing untuk meliput Forum Xiangshan. Forum keamanan internasional yang berlangsung selama tiga hari itu, berakhir pada tanggal 31 Oktober lalu.
Liputan terakhir Chan seputar tanggapan China terhadap perang Israel-Hamas, diterbitkan pada tanggal 1 November.
South China Morning Post, surat kabar berbahasa Inggris terbesar di Hong Kong, tidak segera membalas email VOA yang meminta komentar terkait hilangnya Chan.
Teman-teman Chan mengatakan kepada Kyodo News bahwa mereka khawatir sang wartawan mungkin sedang diselidiki oleh pihak berwenang China.
Kedutaan besar China di Washington mengatakan kepada VOA bahwa pihaknya "tidak memiliki informasi pada kasus tersebut."
Menurut laman LinkedIn-nya, Chan, yang telah bekerja untuk South China Morning Post selama hampir dua dekade, sebelumnya merupakan reporter untuk surat kabar Hong Kong Apple Daily, yang kini telah ditutup. Pihak berwenang menutup surat kabar itu pada 2021 dan memenjarakan pendirinya, Jimmy Lai, dengan dakwaan yang secara luas disebut sebagai aksi pembalasan
Beijing mempunyai sejarah dalam menarget wartawan yang kritis terhadap pemerintah China.
Menurut Komite Perlindungan Wartawan, China merupakan salah satu negara yang paling banyak memenjarakan wartawan di dunia. Setidaknya 43 wartawan dipenjara di China pada akhir tahun 2022, angka terakhir yang dilaporkan kelompok kebebasan pers itu. [ps/lt/rs]
Forum