Tautan-tautan Akses

Hamas: Biden Kini Menyadari Perang di Gaza adalah “Tindakan Tidak Masuk Akal”


Pejabat senior Hamas Osama Hamdan berbicara dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, pada 17 Mei 2021. (Foto: AP/Hassan Ammar)
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan berbicara dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, pada 17 Mei 2021. (Foto: AP/Hassan Ammar)

Seorang pejabat senior Hamas, pada Selasa (12/12), mengatakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden kini menyadari bahwa operasi militer Israel "merupakan tindakan yang tidak masuk akal." Hal ini ia sampaikan setelah Biden mengatakan bahwa Israel berisiko kehilangan dukungan internasional karena “pemboman tanpa pandang bulu” di Gaza.

Biden menyampaikan hal tersebut dalam sebuah acara penggalangan dana untuk pemilihannya kembali dalam pilpres 2024.

“Dampak (serangan ke Gaza) akan menjadi bencana bagi rezim Israel dan bagi hasil pemilu Biden, yang mungkin akan kehilangan kesempatan menjabat kembali di Gedung Putih pada pemilu mendatang,” ujar anggota Biro Politik Hamas, Osama Hamdan.

Ia juga mengecam pasukan Israel yang menghancurkan mainan anak-anak di sebuah toko di Gaza, dan juga penahanan terhadap sejumlah laki-laki, yang dilucuti hingga mereka hanya mengenakan pakaian dalam.

Sebuah video yang ditayangkan dalam konferensi pers Hamas di Beirut itu menunjukkan seorang tentara Israel yang diduga melempar-lemparkan mainan anak-anak di dalam sebuah toko di Gaza. Hamdan menggambarkan video tersebut sebagai sesuatu yang “menjijikkan.”

“Ia (tentara Israel.red) menghancurkan produk-produk ini karena tidak memiliki rasa kemanusiaan,” ujar Hamdan. “Ia tidak memahami nilai kebutuhan anak-anak untuk bermain. Ia tidak tahu bahwa anak-anak memiliki hak untuk hidup dengan baik.”

“Ia hanya tahu satu hal, yaitu bahwa anak-anak itu harus dibunuh karena mereka adalah target entitas Zionis,” tambah Hamdan.

Berbicara tentang sejumlah laki-laki yang ditahan dan dipertunjukkan berbaris di jalan-jalan sambil dilucuti hingga hanya mengenakan pakaian dalam, Hamdan mengatakan itu adalah “kejahatan yang mirip dengan apa yang dilakukan Nazi terhadap orang-orang Yahudi, dan apa yang dilakukan Amerika Serikat di penjara Abu Ghraib” di dekat Baghdad selama pendudukan AS di Irak.

Ia menambahkan di antara sekelompok laki-laki yang ditahan itu terdapat beberapa wartawan, dokter dan insinyur. [em/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG