Sejumlah laporan terbaru menyoroti penurunan signifikan rata-rata impor barang-barang pokok di Iran selama delapan bulan terakhir. Beberapa barang, bahkan, mengalami penurunan hingga 50 persen atau lebih. Selain itu, Iran mengalami penurunan tajam produksi daging merah pada November, dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Para analis menafsirkan tren ini sebagai tanda yang mengkhawatirkan, karena mengindikasikan potensi krisis dalam pasokan bahan pangan penting. Kondisi itu bisa menyebabkan kelangkaan di pasar.
Kantor Berita Tasnim mengungkapkan bahwa statistik bea cukai menunjukkan penurunan yang signifikan dalam impor komoditas penting. Tasnim dikenal sebagai media yang memiliki hubungan dekat dengan institusi keamanan Iran dan sikap pro-pemerintah.
Berdasarkan data, selama periode delapan bulan berjalan, impor teh kering, beras, gula mentah, daging ayam, dan gandum mengalami penurunan masing-masing sebesar 57,69 persen, 53,89 persen, 51,98 persen, 48,11 persen, dan 46,20 persen. dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dalam laporan lain yang dirilis pada Sabtu, Pusat Statistik Iran mengungkapkan bahwa produksi daging merah dari rumah potong hewan resmi di negara tersebut mengalami penurunan sebesar 30 persen pada November 2023 dibanding dengan November 2022.
Penurunan impor barang kebutuhan pokok terjadi di tengah peringatan krisis cadangan berbagai barang pokok. Pada Mei 2023, Kaveh Zargaran, Ketua Asosiasi Biji-bijian Iran, menyatakan krisis pangan. Dia mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi terjadinya kekurangan pasokan pada 2023.
Para analis memperkirakan penurunan besar impor barang-barangpokok dalam beberapa bulan mendatang akan menyebabkan fluktuasi pasar dalam harga dan inventaris. Perkiraan tersebut menunjukkan bahwa dampak awal akan tercermin pada kenaikan harga, yang kemudian diikuti oleh kelangkaan dan penjatahan pasar.
Para pakar mengatakan salah satu alasan utama penurunan besar impor di Iran adalah kegagalan mengamankan devisa yang dibutuhkan untuk membeli barang-barang pokok, bahan mentah, dan barang-barang penting.
Kondisi pasokan dan stok barang-barang pokok di negara tersebut, ditambah dengan loju inflasi pangan yang melebihi 50 persen, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat Republik Islam, termasuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. [ft/ah]