Tautan-tautan Akses

Militer Israel Tewaskan Puluhan Militan di Gaza


Seorang pria Palestina memeriksa puing-puing bangunan setelah pemboman Israel, 18 Januari 2024 di Rafah di Jalur Gaza selatan, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (AFP)
Seorang pria Palestina memeriksa puing-puing bangunan setelah pemboman Israel, 18 Januari 2024 di Rafah di Jalur Gaza selatan, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (AFP)

Israel, Kamis (18/1) mengatakan melancarkan serangan yang menargetkan militan di bagian utara dan selatan Jalur Gaza. Sementara itu kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan bahwa serangan udara Israel di Rafah menewaskan 16 orang.

Serangan di Rafah, yang berlokasi di perbatasan Gaza dengan Mesir, menghantam sebuah rumah, kata kementerian kesehatan. Personel medis mengatakan setengah dari 16 yang tewas adalah anak-anak.

Militer Israel mengatakan pasukannya menewaskan sekitar 40 militan di daerah Khan Younis di Gaza Selatan, dan beberapa militan lainnya selama serangan darat dan udaranya di ujung utara jalur itu.

Israel juga mengatakan melancarkan serangan udara terbaru di Lebanon Selatan yang menargetkan lokasi-lokasi kelompok militan Hizbullah, sekutu Hamas. Perbatasan Lebanon-Israel telah sering menjadi lokasi serangan lintas batas sejak dimulainya perang di Gaza.

Qatar, Rabu malam (17/1) mengatakan obat-obatan bagi para sandera yang ditawan Hamas telah memasuki Gaza. Akan tetapi tidak jelas apakah pasokan tersebut telah didistribusikan.

Pengiriman itu merupakan bagian dari kesepakatan yang diperantarai Qatar dan Prancis untuk mengirimkan obat bagi 45 sandera yang memiliki penyakit kronis, selain pengiriman obat dan bantuan kemanusiaan lainnya untuk warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

Philippe Lazzarini, kepada badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Rabu bahwa orang-orang di Gaza menghadapi tempat penampungan yang penuh sesak, kurang memadainya obat, saluran telekomunikasi yang berulang kali putus dan membubungnya harga-harga barang-barang komersial yang tersedia secara terbatas.

“Setiap orang yang saya temui punya kisah pribadi yang dibagikan mengenai ketakutan, kematian, kehilangan, trauma. Selama lebih dari 100 hari, orang-orang di Gaza telah beralih dari keterkejutan karena kehilangan segalanya, dalam beberapa kasus semua anggota keluarga mereka, menjadi perjuangan keras untuk bertahan hidup dan melindungi orang-orang yang mereka cintai,” kata Lazzarini.

PBB mengatakan 1,9 juta orang, sekitar 85 persen populasi Gaza, terpaksa mengungsi dari rumah mereka akibat perang.

Israel bertekad menghancurkan Hamas, yang memerintah di Gaza, setelah para anggota kelompok militan menyerbu masuk Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut penghitungan Israel. Hamas, yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS, Inggris, Uni Eropa dan negara-negara lain, juga menyandera sekitar 240 orang dan masih menawan lebih dari 100 di antaranya.

Serangan udara dan darat oleh militer Israel di Gaza telah menghancurkan sebagian besar daerah dan menewaskan lebih dari 24.400 orang Palestina dan mencederai lebih dari 60 ribu lainnya, menurut kementerian kesehatan Gaza. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG