Ukraina mungkin terpaksa menyesuaikan strategi militernya, karena berkurangnya bantuan luar negeri, kata panglima militer negara itu Valery Zaluzhny, dalam sebuah artikel yang diterbitkan Kamis (1/2).
Zaluzhny, yang dilaporkan berselisih paham dengan Presiden Volodymyr Zelensky, mengatakan dalam sebuah opini untuk CNN, bahwa sekutu utama Ukraina sedang “bergulat” mengenai masa depan dukungan untuk Kyiv.
“Kita harus menghadapi berkurangnya dukungan militer dari sekutu-sekutu utama, dan bergulat dengan ketegangan politik mereka sendiri,” kata Zaluzhny, yang menjabat sebagai panglima tertinggi Ukraina.
Para pemimpin Uni Eropa telah berhasil mengatasi penolakan berkepanjangan dari Hungaria, untuk menyetujui paket bantuan baru bagi Ukraina pada Kamis, namun dukungan dari Washington masih diragukan karena perbedaan pendapat di Kongres.
Zaluzhny juga mengatakan Ukraina tidak akan mampu meningkatkan jumlah personel militernya, kecuali anggota parlemen mengambil langkah-langkah yang “tidak popular” untuk memobilisasi lebih banyak personel, sebuah isu yang sangat kontroversial di Ukraina.
Pihak militer telah meminta Zelensky untuk merekrut setengah juta orang tambahan untuk menggantikan pasukan yang sudah lama bertugas dan kelelahan, untuk melawan sekitar 600.000 tentara Rusia yang dikerahkan ke Ukraina.
Namun pada Januari, parlemen menolak untuk membahas rancangan undang-undang kontroversial yang bertujuan untuk memobilisasi lebih banyak pasukan, di tengah kritik keras dari masyarakat dan anggota parlemen.
Desas-desus beredar di media Ukraina pada minggu ini, bahwa Zelensky berencana memecat Zaluzhny di tengah ketidaksepakatan terkait upaya menambah jumlah tentara. Zaluzhny sendiri sedang berjuang untuk meningkatkan jumlah pasukan. [ns/jm]
Forum