Pengadilan Iran telah mengeksekusi seorang "teroris" terkait sebuah serangan pesawat tak berawak yang menargetkan lokasi-lokasi kementerian pertahanan di Iran pada pertengahan tahun lalu, demikian laporan media pemerintah Iran, Minggu (3/3).
Menurut saluran televisi pemerintah, teroris tersebut "berencana meledakkan kompleks fasilitas Kementerian Pertahanan di Isfahan dengan bimbingan petugas intelijen Mossad," agen mata-mata Israel.
Tanggal eksekusi dan identitas terdakwa masih belum jelas.
Iran memiliki beberapa lokasi penelitian nuklir di wilayah Isfahan, termasuk pabrik konversi uranium. Program nuklir negara itu, yang dikenai sanksi, telah menjadi sasaran sabotase, pembunuhan ilmuwan, dan serangan siber.
Teheran menuduh Israel melakukan beberapa tindakan rahasia di wilayahnya.
Kementerian intelijen Iran pada Februari 2023 mengatakan mereka telah menangkap “aktor utama” yang terlibat dalam serangan pesawat tak berawak di lokasi kementerian pertahanan di Isfahan, fasilitas pengayaan nuklir Natanz.
Sebulan sebelumnya, sistem anti-pesawat menghancurkan sebuah drone, dan dua lainnya meledak dalam serangan terhadap fasilitas kementerian pertahanan di provinsi tersebut, kata para pejabat pada saat itu.
Menurut kementerian pertahanan, serangan yang berlangsung pada malam hari itu tidak menimbulkan korban jiwa dan hanya menimbulkan kerusakan kecil.
Pihak berwenang tidak merinci kegiatan di lokasi tersebut, namun IRNA mengatakan serangan tersebut menargetkan "pabrik pembuatan amunisi."
Iran telah terlibat dalam perang bayangan selama bertahun-tahun dengan musuh bebuyutannya, Israel.
Pada bulan Agustus tahun lalu Iran mengklaim telah menggagalkan proyek “sangat kompleks” yang diprakarsai Mossad untuk “menyabotase” industri rudal balistiknya.
Pada bulan Januari, Iran menggantung empat anggota minoritas Kurdi atas tuduhan menjadi mata-mata Israel. Mereka dihukum karena berkolaborasi dengan Israel dalam rencana menyabotase lokasi-lokasi pertahanan Iran di Isfahan.
Pada April 2021, Teheran mengumumkan telah mulai memproduksi 60 persen uranium yang diperkaya di lokasi Natanz, sehari setelah menuduh Israel melakukan serangan di sana.
Sejak Oktober lalu, perang Israel di Jalur Gaza melawan militan Hamas telah membuat ketegangan meningkat. Iran mendukung Hamas dalam perang tersebut, namun membantah terlibat langsung dalam serangannya, atau dalam aksi militer yang dilancarkan oleh kelompok bersenjata yang menjadi sekutunya di sejumlah negara mulai dari Lebanon hingga Yaman. [my/jm]
Forum