Tautan-tautan Akses

Ukraina Siap Demobilisasi Wajib Militer Sebelum Perang


Seorang tentara Ukraina bersiap menembakkan mortir ke arah pasukan Rusia di garis depan pertempuran di dekat Kota Bakhmut, Ukraina, pada 5 Maret 2024. (Foto: Reuters/Inna Varenytsia)
Seorang tentara Ukraina bersiap menembakkan mortir ke arah pasukan Rusia di garis depan pertempuran di dekat Kota Bakhmut, Ukraina, pada 5 Maret 2024. (Foto: Reuters/Inna Varenytsia)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Kamis (7/3), menandatangani sebuah dekrit, yang memberikan otorisasi untuk demobilisasi wajib militer bagi warga yang bergabung menjadi tentara sebelum invasi Rusia, dan untuk mereka yang masa dinasnya sudah akan berakhir.

Demobilisasi adalah tindakan untuk tidak lagi mewajibkan seseorang berdinas di militer.

Isu rekrutmen militer adalah sesuatu yang sangat sensitif di Ukraina.

Menurut dekrit tersebut, keputusan itu akan berdampak bagi mereka yang masa dinas wajib militernya berakhir sebelum 24 Februari 2022, tetapi kemudian diperpanjang karena invasi Rusia.

Tanggal 24 Februari 2022 adalah saat di mana tentara Rusia menyeberang perbatasan dan Ukraina memberlakukan hukum darurat militer.

Pihak berwenang tidak mengungkapkan, berapa banyak anggota wajib militer yang akan terdampak atas keputusan itu.

Dalam pidato hariannya kepada rakyat Ukraina, Zelenskyy mengatakan diperlukan “beberapa pekan” untuk menyelesaikan proses pemberlakuan dekrit itu, tetapi anggota wajib militer akan didemobilisasi “mulai April.”

Mereka yang terkait dengan kebijakan tersebut bisa bergabung dengan komando cadangan tetapi juga bisa memilih untuk tetap menjadi tentara.

“Saya tahu bahwa sebagian dari mereka sudah menandatangani kontrak untuk berdinas di angkatan bersenjata,” kata Zelenskyy, tanpa mengungkapkan berapa banyak orang yang melakukan itu.

Pertanyaan tentang rekrutmen militer untuk menggantikan pasukan yang sudah kelelahan setelah dua tahun berperang, telah menjadi masalah pelik, baik secara politik maupun sosial.

Meskipun ada kebutuhan untuk mengganti pasukan di garis depan, Kyiv kepayahan untuk mengumpulkan sukarelawan perang.

Kondisi itu muncul bersamaan dengan tentara yang kekurangan amunisi dan berada di bawah tekanan pasukan Rusia yang terus merangsek di sepanjang medan pertempuran.

Parlemen Ukraina pada bulan lalu melakukan pemungutan suara pada pembacaan pertama RUU itu, untuk memfasilitasi pendaftaran, yang akan memungkinkan negara itu menggantikan pasukan yang kelelahan secara fisik dan psikis.

Namun hal itu memicu perdebatan panjang.

Naskah RUU itu, yang belum diubah, mengusulkan penurunan usia untuk mobilisasi dari 27 tahun menjadi 25 tahun, dan untuk membatasi dinas militer di masa perang menjadi 36 bulan.

Banyak warga sipil Ukraina khawatir dengan isu wajib militer. Begitu banyak video di media sosial yang memperlihatkan pemaksaan rekrutmen terhadap anak-anak muda. Meluas pula informasi tentang keberadaan petugas polisi yang membagikan surat panggilan di ruang-ruang publik. [ns/em]

Forum

XS
SM
MD
LG