Serangkaian serangan drone dan rudal yang diluncurkan Ukraina dan menarget kilang minyak Rusia baru-baru ini, sangat merugikan kapasitas pemrosesan minyak Rusia, menurut para analis.
Serangan itu terjadi ketika Kyiv dan sekutu-sekutunya berusaha untuk melenyapkan sumber pendapatan utama Rusia yang digunakan untuk mendanai invasinya ke Ukraina. Akibatnya, serangan itu berhasil mengurangi kapasitas pemrosesan minyak Moskow secara keseluruhan sebesar 370.500 barel per hari, atau 7% dari total produksinya, menurut perhitungan kantor berita Reuters.
Kilang minyak Ryazan terbakar, setelah serangan drone pada 13 Maret, sehingga dua unit penyulingan minyak utama yang rusak terpaksa ditutup. Kilang minyak yang terletak di selatan Moskow itu, memproduksi sekitar 317.000 barel per hari, atau 5,8% dari total minyak mentah olahan Rusia.
Rekaman video yang diunggah online menunjukkan sebuah drone Ukraina terbang melintasi langit yang dipenuhi asap di atas kilang itu, sebelum berputar dan menabraknya, menyebabkan ledakan keras.
Serangan pesawat nirawak lainnya berlangsung pada 12 Maret dan menarget kilang NORSI di dekat kota Nizhny Novgorod, yang berjarak sekitar 430 kilometer di sebelah timur Moskow, sehingga melumpuhkan setengah dari kapasitas penyulingan pabrik tersebut, menurut sumber yang dikutip Reuters.
Kyiv mengklaim telah menarget setidaknya tujuh kilang berbeda. Beberapa di antaranya berada di wilayah yang berbatasan dengan Ukraina.
“Perang memerlukan bahan bakar solar dalam jumlah besar untuk tank, truk, dan keperluan sebagainya. Maka wilayah tersebut berperan langsung atas penggunaan bahan bakar diesel untuk perang,” kata Thomas O’Donnell, analis energi dan geopolitik di Hertie School of Governance di Berlin.
Serangan terhadap kilang di bagian utara Rusia itu juga bertujuan untuk mengurangi pendapatan Moskow dari ekspor hidrokarbon.
“Dengan menyerang kilang di wilayah [utara] itu, apa yang terjadi adalah solar yang Rusia ekspor — jumlah solar yang mereka ekspor sebelumnya hampir sebanyak jumlah ekspor minyak — hancur, dan mereka telah beralih ke minyak untuk tetap mendapatkan pendapatan,” kata O’Donnell kepada VOA. [ps/lt/rs]
Forum