Amerika Serikat pada Rabu (20/3) mengatakan, pihaknya akan mengungsikan lebih banyak warga AS dari Haiti, di saat negara miskin di kepulauan Karibia itu masih dilanda kekerasan.
Pemerintah AS menyewa helikopter untuk membawa warganya dari ibu kota Haiti, Port-au-Prince, yang sebagian besar dikuasai oleh kelompok bersenjata, ke negara tetangga, Republik Dominika, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel.
Haiti dan Republik Dominika masing-masing menempati separuh dari Pulau Hispaniola.
“Kami memperkirakan helikopter ini akan melakukan beberapa perjalanan untuk mencoba mengangkut sebanyak mungkin warga Amerika,” kata Patel kepada wartawan.
Ia tidak mengungkapkan kapan penerbangan evakuasi itu dan berapa jumlah warga Amerika yang diperkirakan akan meninggalkan Haiti, dengan alasan kekhawatiran akan keamanan operasional.
Departemen Luar Negeri AS, kata Patel, nantinya akan mengevaluasi apakah akan mengirim lebih banyak helikopter dalam beberapa hari mendatang.
Ia menambahkan bahwa personel pemerintah AS akan menawarkan layanan konsuler kepada warga Amerika yang tiba di ibu kota Republik Dominika, Santo Domingo. Namun mereka perlu mengatur sendiri perjalanan pulang ke AS, kata Patel.
AS kembali melakukan operasi evakuasi pada hari Minggu (17/3), dengan menerbangkan 30 warganya ke Florida menggunakan pesawat sewaan dari kota Cap-Haitien di Haiti utara, wilayah yang relatif tidak terdampak kekerasan geng.
Sebagian besar wilayah Haiti dalam beberapa pekan terakhir menjadi kacau, setelah negara tersebut selama bertahun-tahun mengalami krisis politik, keamanan, dan kesehatan.
AS bergabung dengan para pemimpin Karibia pekan lalu, mendorong rencana agar perdana menteri digantikan oleh dewan transisi, menjelang kedatangan pasukan keamanan pimpinan Kenya. [ps/ka]
Beberapa informasi dalam laporan ini diambil dari Agence France-Presse.
Forum