Tautan-tautan Akses

Venezuela Tangkap Lebih Banyak Lawan Politik Maduro


Presiden Venezuela Nicolas Maduro beranjak keluar dari di Istana Itamaraty di Brasilia, pada 30 Mei 2023, setelah menghadiri pertemuan dengan pemimpin negara-negara di Amerika Selatan. (Foto: AFP/ Sergio Lima)
Presiden Venezuela Nicolas Maduro beranjak keluar dari di Istana Itamaraty di Brasilia, pada 30 Mei 2023, setelah menghadiri pertemuan dengan pemimpin negara-negara di Amerika Selatan. (Foto: AFP/ Sergio Lima)

Menurut cerita yang disusun oleh pemerintah Venezuela, Presiden Nicolas Maduro dan anggota di dalam pemerintahannya telah menjadi sasaran beberapa konspirasi sejak tahun lalu yang dapat menyebabkan mereka terluka atau membawa mereka ke dalam kondisi lebih buruk lagi.

Hanya sedikit rincian yang telah dirilis mengenai dugaan rencana kotor itu. Namun, pemerintah kelompok sosialis tersebut telah merujuk dugaan "konspirasi" itu dalam penangkapan terhadap 30 orang sejak Januari lalu, termasuk di dalamnya seorang pengacara hak asasi manusia terkemuka dan staf kandidat presiden dari oposisi terkemuka.

Kelompok non-pemerintah lokal dan internasional, PBB dan sejumlah pemerintah negara asing menggambarkan tindakan keras itu sebagai dalih untuk membungkam oposisi politik menjelang pemilihan presiden pada 28 Juli. Presiden Maduro yang berkuasa sejak 2013, kembali mencalonkan diri untuk masa jabatan enam tahun lagi.

Penangkapan terakhir terjadi pada hari Rabu (20/3) tak lama sebelum jaksa agung negara itu mengumumkan surat perintah penangkapan terhadap sembilan orang, yang bekerja pada tim kampanye Maria Corina Machado, yang dituduh berperan dalam komplotan.

Oscar Murillo, koordinator umum kelompok hak asasi manusia Venezuela Provea, mengatakan para pejabat sedang mengoordinasikan tindakan polisi, militer, dan kelompok sipil guna menghentikan aktivitas anti-pemerintah.

"Kondisi ini telah berubah menjadi pengekangan politik yang lebih besar dan sebuah pendalaman dari kebijakan persekusi yang berupaya untuk memecah warga sipil di saat mungkin seharusnya [pemerintah] berupaya untuk membahas kebijakan publik yang dibutuhkan untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan di Venezuela," ujar Murillo.

Jaksa Agung Tarek William Saab menggambarkan rencana konspirasi tersebut bertujuan menyerang instalasi militer, membunuh Maduro dan pejabat lainnya, serta mengganggu stabilitas negara. Ia secara terbuka menunjukkan dugaan pengakuan, dokumen perencanaan, laptop dan barang-barang lain yang dianggap sebagai bukti.

Saab pada hari Rabu menuduh sembilan anggota oposisi, termasuk manajer kampanye Machado, menjadi bagian dari rencana “mengacaukan” yang mencakup demonstrasi, kampanye media dan rencana untuk menyerang barak militer. [ps/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG