Sedikitnya 16 orang tewas ketika serangan menghantam sebuah bangunan perumahan di Rafah pada Senin (25/3), selagi Israel melanjutkan kampanye militernya melalui udara di kota paling selatan di Gaza itu.
Para pemimpin Israel ingin melakukan tindakan lebih jauh, dengan merencanakan serangan darat, tetapi para pejabat Amerika Serikat (AS) mendesak mereka agar mengurungkan niat itu.
“Keselamatan 1,5 juta warga sipil Palestina di Rafah juga menjadi prioritas utama Amerika Serikat. Sementara itu, kita sama-sama ingin Hamas dikalahkan. Jadi kami akan membahas pendekatan alternatif untuk menarget elemen-elemen Hamas," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, Menteri Austin juga mendesak Israel agar mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, di tengah ancaman kelaparan di sana. Pesan AS mengenai bantuan dan Rafah itu disampaikan kepada Gallant oleh para pejabat pemerintah lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan.
Tidak jelas apakah Israel akan mengindahkan peringatan tersebut. Gallant mengatakan dia ingin AS meningkatkan pengiriman senjata ke Israel.
“Kami juga akan membahas isu-isu strategis dan kerja sama penting antara kedua negara yang akan memastikan keunggulan dan kemampuan militer Israel," kata Yoav Gallant.
Amerika Serikat memberi Israel bantuan sebesar $4 miliar per tahun, termasuk $3,3 miliar yang harus digunakan oleh Israel untuk membeli senjata AS.
Brian Finucane adalah penasihat senior Program AS di International Crisis Group, sebuah organisasi nirlaba non-pemerintah yang berkomitmen untuk mencegah dan menyelesaikan konflik secara global. Dia berbicara dengan VOA melalui Skype.
“Skenario terbaiknya adalah jika AS benar-benar menggunakan pengaruhnya yang besar, baik secara unilateral maupun multilateral, untuk mencoba mewujudkan gencatan senjata," papar Finucane.
Pada Senin, AS menggunakan pengaruh diplomatiknya, dengan abstain di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memungkinkan Dewan Keamanan untuk mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata segera dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Namun sejauh ini, Presiden Joe Biden belum menunjukkan kesediaannya untuk menghentikan bantuan militer, meskipun telah muncul berbagai protes yang menyerukan agar dia mengakhiri dukungannya pada Israel. [lt/ab]
Forum