Sekretaris Kabinet Jepang, Jumat (29/3) berbicara menentang veto Rusia di PBB.
Veto Rusia, Kamis (28/3) mengakhiri pemantauan sanksi PBB terhadap Korea Utara atas program nuklirnya. Veto itu memicu tuduhan Barat bahwa Moskow berusaha menghindari pengawasan karena negara tersebut diduga melanggar sanksi dengan membeli senjata dari Pyongyang untuk perangnya di Ukraina.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan keputusan Rusia terebut “sangat disesalkan,” dan mengabaikan PBB dan multilateralisme.
Perubahan sikap Rusia terhadap pemantauan PBB itu mencerminkan bagaimana meningkatnya permusuhan Moskow dengan Amerika Serikat dan sekutu Baratnya, sejak dimulainya perang di Ukraina, telah mempersulit pencapaian konsensus bahkan mengenai isu-isu yang sudah lama disepakati.
Veto tersebut muncul saat pemungutan suara mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan memperpanjang mandat panel ahli yang memantau sanksi terhadap Korea Utara selama satu tahun. Mandat yang kini berlaku akan berakhir pada akhir April.
Pemungutan suara di dewan dengan hasil 13 mendukung, Rusia menentang, dan China abstain itu tidak berdampak pada sanksi sebenarnya terhadap Korea Utara, yang masih berlaku.
Rusia belum pernah mencoba menghalangi kerja panel ahli tersebut, yang telah diperbarui setiap tahun oleh Dewan Keamanan PBB selama 14 tahun dan mencerminkan penolakan global terhadap perluasan program senjata nuklir Korea Utara. [lt/ab]
Forum