Serangan udara Israel menewaskan enam pekerja badan amal World Central Kitchen (WCK) dan seorang pengemudi berkewarganegaraan Palestina yang tengah mengantar bantuan makanan ke Gaza, di mana ratusan ribu orang Palestina terancam kelaparan akut akibat serangan Israel terhadap Hamas.
Menurut laporan rumah sakit, enam pekerja yang tewas termasuk tiga orang dari Inggris, satu orang dari Australia, satu orang dari Polandia, dan satu orang berkewarganegaraan ganda AS dan Kanada.
Menanggapi tragedi tersebut, Parlemen Eropa dan Siprus meminta jawaban atas tewasnya ketujuh pekerja WCK, dan menambahkan bahwa upaya-upaya untuk menyalurkan bantuan dari pulau di Laut Tengah akan tetap berlanjut dan ditingkatkan.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui bahwa pasukan Israel telah melancarkan serangan yang “tidak disengaja” di Jalur Gaza.
“Sayangnya, pada hari terakhir, terjadi insiden tragis yaitu serangan yang tidak disengaja oleh pasukan kami terhadap orang-orang yang tidak bersalah di Jalur Gaza. Peristiwa semacam ini terjadi dalam perang. Kami sedang menyelidikinya secara menyeluruh. Kami berkomunikasi dengan pemerintah negara (masing-masing korban) dan kami akan melakukan segala upaya agar ini tidak terjadi lagi,” kata Netanyahu sewaktu bersiap meninggalkan rumah sakit pada Selasa (2/4) usai menjalani operasi hernia.
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Harris, pada hari yang sama mengutuk serangan udara Israel yang menyebabkan WCK menangguhkan pengiriman bantuan makanan ke Gaza.
“Ini adalah misi yang telah disepakati dengan tim (WCK), bahwa misi ini (berada di zona) ‘de-conflicted’ (tak konflik). ‘De-conflicted’ berarti kedua pihak tahu bahwa (tim pekerja WCK) akan datang, kedua pihak telah setuju. Mobil itu diberi tanda dengan jelas, sangat jelas bahwa itu adalah World Central Kitchen,” tegas Harris.
Di sela-sela kunjungannya ke Paris, Prancis, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyebut para pekerja bantuan kemanusiaan yang tewas akibat serangan udara di Gaza sebagai “pahlawan”.
AS “Sangat Geram”
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby, kepada wartawan di Gedung Putih, menyatakan bahwa AS sangat geram atas serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang menewaskan para pekerja WCK.
Ia menambahkan bahwa AS telah mendengar komentar Perdana Menteri Netanyahu dan IDF tentang komitmen mereka untuk melakukan penyelidikan, di mana penyelidikan awal telah selesai pada Selasa (4/2).
Namun, AS mengharapkan adanya investigasi yang lebih meluas, cepat, dan menyeluruh, dan agar temuan-temuan dalam investigasi tersebut nantinya bisa diungkap ke publik dan dimintai pertanggungjawabannya.
“Lebih dari dua ratus pekerja bantuan kemanusiaan tewas dalam konflik ini, menjadikannya salah satu (konflik) terburuk bagi para pekerja bantuan kemanusiaan dalam sejarah. Insiden ini mencerminkan masalah yang lebih besar dan menjadi bukti mengapa penyaluran bantuan di Gaza begitu sulit. Namun, terlepas dari serangan ini, yang jelas IDF harus berupaya lebih untuk meredakan konflik supaya warga sipil dan pekerja bantuan kemanusiaan terlindungi. AS akan terus menekan Israel untuk melakukan lebih banyak lagi,” papar Kirby.
Jasad para pekerja WCK sempat dibawa ke sebuah rumah sakit di kota Deir al-Balah, Gaza tengah, lalu dipindahkan ke sebuah rumah sakit di kota Rafah, perbatasan Mesir, menurut keterangan wartawan kantor berita Associated Press di rumah sakit tersebut.
Jenazah keenam warga negara asing tersebut akan dievakuasi dari Gaza, sedangkan jenazah pengemudi Palestina akan diserahkan kepada keluarganya di Rafah untuk dimakamkan.
Dalam sebuah pernyataan tertulis yang diunggah di situs resminya, WCK mengungkapkan bahwa tim pekerjanya dalam perjalanan di zona “de-conflicted” (tanpa konflik) dengan mengendarai dua mobil lapis baja berlogo WCK dan sebuah kendaraan biasa. Meskipun telah berkoordinasi dengan IDF, rombongan tersebut dihantam serangan udara ketika meninggalkan gudang Deir al-Balah, di mana tim pekerja telah menyalurkan lebih dari 100 ton bantuan kemanusiaan yang dibawa ke Gaza melalui jalur laut.
“Ini bukan hanya serangan terhadap WCK, ini adalah serangan terhadap organisasi kemanusiaan dalam situasi yang paling mengerikan, di mana makanan digunakan sebagai senjata perang. Ini tidak bisa dimaafkan,” kata CEO World Central Kitchen, Erin Gore, dalam pernyataan tertulis.
Badan amal WCK, yang didirikan oleh koki ternama José Andrés, mengatakan bahwa mereka langsung menangguhkan operasi-operasi di wilayah tersebut. Serangan tersebut mungkin akan menjadi kemunduran besar dalam upaya pengiriman bantuan kemanusiaan melalui laut karena Israel sangat membatasi akses ke Gaza utara. [br/ka]
Forum