Dalam upaya mengurangi limbah makanan dan menerapkan pendekatan berkelanjutan selama bulan Ramadan, Uni Emirat Arab meluncurkan sebuah kampanye untuk menyumbang kelebihan makanan kepada mereka yang membutuhkannya.
Bank Makanan Uni Emirat Arab adalah organisasi nirlaba yang diluncurkan pada tahun 2017. Organisasi ini bertekad akan mengurangi limbah makanan sebesar 30 persen pada tahun 2027 serta melipatgandakan kemitraan lokal dan global untuk mengelola kelebihan makanan dalam rangka mengurangi emisi karbon.
Manal Bin Yaroof Al Suwaidi, kepala tim eksekutif Bank Makanan UEA mengatakan, "Alhamdulillah, sejak didirikan pada tahun 2017, bank makanan UEA telah mendistribusikan hampir 70 juta paket makanan bagi mereka yang tinggal di dalam dan di luar negeri."
Di Bank Makanan, para sukarelawan menyortir berbagai produk makanan dalam kemasan kardus yang merupakan hasil sumbangan dan juga memeriksa tanggal kedaluwarsa produk-produk tersebut.
"Sayangnya, limbah makanan meningkat selama bulan suci Ramadan dalam beberapa tahun terakhir. Oleh sebab itu, kami memfokuskan upaya kami dalam tiga tahun terakhir ini lewat inisiatif ”No to Food Waste” atau jangan ada limbah makanan," jelasnya.
Inisiatif tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Ne’ma, gerakan nasional untuk membatasi limbah makanan dan perusahaan-perusahaan swasta yang mendaur ulang limbah makanan seperti ReLoop.
Bank Makanan juga menyarankan warga, supermarket, restoran dan hotel untuk menyumbang kelebihan makanan dan produk makanan lainnya, yang nantinya didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan melalui badan amal lokal dan internasional yang terpercaya.
"Kami mengirimkan rata-rata 166 ribu paket makanan setiap hari. Mudah-mudahan kami dapat mencapai target mendistribusikan lima juta paket makanan pada akhir bulan Ramadan," imbuhnya. [uh/ab]
Forum