Beberapa pejabat Departemen Luar Negeri Amerika pada Kamis (11/4) mengatakan pihaknya “khawatir dengan eskalasi di Timur Tengah.” Pernyataan ini disampaikan saat militer Israel mengatakan mereka siap membela negaranya dan melakukan serangan balik jika Iran membalas serangan udara yang dilakukan Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah.
Iran menilai Israel bertanggungjawab terhadap serangan awal April lalu. Amerika juga yakin Israel yang melakukan serangan itu.
Israel belum memberi tanggapan. Peningkatan ketegangan itu telah memicu keprihatinan internasional bahwa perang Israel-Hamas di Gaza dapat meluas ke seluruh Timur Tengah.
Juru bicara Deplu AS Matthew Miller mengatakan “kami masih prihatin dengan risiko eskalasi di Timur Tengah. Sesuatu yang telah kami coba mitigasi dan reda sejak serangan 7 Oktober lalu.” Ditambahkannya, “tidak ada satu pihak pun berkepentingan dengan eskalasi itu, dan negara-negara sedianya menyerukan Iran untuk tidak meningkatkan ketegangan.”
“Eskalasi konflik ini lebih jaun tidak saja merugikan Israel, atau Iran, atau negara-negara di kawasan ini, tetapi juga setiap negara di dunia,” ujarnya.
Perang Israel-Hamas yang sudah berlangsung selama enam bulan, telah menjerumuskan wilayah Palestina ke dalam krisis kemanusiaan, yang membuat lebih dari satu juta warga berada di jurang kelaparan akut.
Kepala USAID Samantha Power pada Rabu (10/4) mengatakan kepada anggota-anggota Kongres bahwa ia telah menerima laporan “kredibel” bahwa kelaparan akut kini terjadi bagian utara Gaza.
Presiden Joe Biden pada hari yang sama mengatakan Israel tidak melakukan cukup banyak upaya untuk meningkatkan arus bantuan kemanusiaan ke Gaza. [em/ah]
Forum