Perekonomian AS selalu menjadi faktor utama dalam kampanye presiden karena presiden berperan penting dalam menetapkan dan membentuk kebijakan perdagangan dan ekonomi.
Wartawan Senior VOA, Carolyn Presutti, melaporkan tentang kondisi perekonomian dan perbedaan antara cara kedua calon presiden menangani ekonomi Amerika.
Presiden Joe Biden dibesarkan di Scranton, kota di bagian timur laut AS di lingkungan kelas pekerja. Dengan menggunakan latar belakang tersebut Biden mencoba menggambarkan mantan Presiden Donald Trump tidak memiliki empati pada rakyat Amerika seperti dirinya.
“Ia melihat perekonomian dari Mar-a-Lago, di mana dia dan teman-temannya yang kaya menganut kebijakan trickle-down yang telah gagal dan mengecewakan keluarga pekerja selama lebih dari 40 tahun. Anda ingin nilai-nilai Scranton atau nilai Mar-a-Lago? Ini adalah visi-visi yang bersaing dalam perekonomian kita, dan hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai keadilan mendasar yang menjadi inti dari kampanye ini."
Pada awal masa jabatan Trump, perekonomian kuat dengan tingkat pengangguran sebesar 3 setengah persen.
Dee Boisvert adalah pendukung Trump di New Hampshire mengatakan, “Semua orang senang. Semua orang menghasilkan uang. Semua orang baik-baik saja.”
Tapi kemudian terjadi COVID. Pada tahun terakhir pemerintahan Trump, pengangguran melonjak hingga 14,7 persen. Tingkat pengangguran bulan lalu kembali turun menjadi 3 koma 8 persen.
Howard Webster adalah pendukung Biden di Arizona. “Dan apa yang dilakukan Joe Biden untuk ekonomi, ini adalah perekonomian terbaik yang pernah kita alami, dengan tingkat pengangguran terendah.”
Para pengecam menyebut pendekatan Presiden Biden sebagai Bidenomics, namun Biden merangkul istilah tersebut dan mengatakan bahwa pendekatan Bidenomics membantu warga Amerika biasa.
“Saya melihat Amerika di mana perekonomiannya tumbuh dari kelas menengah kemudian meluas dan dari bawah ke atas dan dengan demikian, kelas menengah keadaannya baik, dan masyarakat miskin memiliki kesempatan,” kata Biden.
Namun banyak yang sepakat bahwa inflasi masih terlalu tinggi, meskipun telah turun dari puncaknya pada tahun 2022, menjadi sekitar 3,5 persen saat ini. Para pemilih masih menyalahkan Biden.
Begitu pula mantan presiden Trump. “Kita harus menjelaskan kepada rakyat Amerika apa yang sedang terjadi karena mereka melihat perbatasan, melihat inflasi, dan melihat perekonomian, dan ini sangat buruk,” ujar Trump.
Sebagai presiden, kebijakan Donald Trump sebagian besar berpihak pada produk buatan Amerika. Ia melanjutkan masalah itu dalam kampanyenya, ketika berbicara tentang mobil buatan Meksiko.
“Kita akan mengenakan tarif 100% untuk setiap mobil yang masuk ke Amerika dan mobil-mobil itu tidak akan bisa dijual.”
Jajak pendapat Reuters minggu ini menunjukkan bahwa masyarakat Amerika yakin Trump akan menangani perekonomian dengan lebih baik daripada presiden saat ini. [my/jm]
Forum