Warga yang tinggal di daerah pemilihan yang dilanda perselisihan di negara bagian Manipur, di bagian timur laut India, kembali memberikan suara untuk pemilihan umum tahap pertama pada hari Senin, setelah kekerasan terjadi di beberapa daerah.
Otoritas pemilu India membatalkan hasil di 11 dari hampir 3.000 TPS di Manipur setelah sekelompok lelaki bersenjata merusak mesin-mesin pemilu pada hari pertama pemungutan suara dalam pemilihan nasional yang berlangsung Jumat lalu.
Aparat keamanan yang dikerahkan dilipatkangandakan dan kamera-kamera dipasang untuk memantau TPS-TPS guna mengamankan pemilu.
Loukrakpam Hillary Chanu, pemilih di Manipur, mengatakan, “Kami tidak ingin insiden semacam ini terjadi lagi. Tetapi lagi-lagi, kami sangat bersyukur hari ini karena ada banyak personel keamanan yang dikerahkan. Ada banyak ketidakpuasan yang dirasakan oleh banyak orang. Lagi-lagi, seperti yang saya katakan, pemilu akan jauh lebih baik jika hal-hal ini dilakukan sebelumnya.”
Manipur telah dilanda oleh kekerasan etnik antara dua kelompok dominan di negara bagian itu, Meitei yang kebanyakan penganut Hindu dan membentuk mayoritas tipis, dan angota suku pegunungan yang dikenal sebagai Kuki yang mayoritsnya Kristen, sejak Mei 2023.
Sekitar 200 orang telah terbunuh dan lebih dari 60 ribu mengungsi ketika gerombolan massa mengamuk di desa-desa dan membakar rumah-rumah.
Bentrokan terus berlanjut meskipun ada tentara yang hadir di Manipur, negara bagian berpenduduk 3,7 juta orang di kawasan pegunungan yang berbatasan dengan Myanmar.
Pemilu di demokrasi terbesar di dunia ini dimulai pada hari Jumat, sewaktu jutaan orang di 21 negara bagiannya memberikan suara mereka. [uh/ns]
Forum