Militer Israel, Rabu (24/4) mengatakan pihaknya mengerahkan dua divisi brigade cadangan ke Jalur Gaza. Ini merupakan langkah yang diambil pada waktu Israel mempersiapkan serangan darat di Rafah, kota di bagian selatan Gaza.
Militer mengatakan bahwa kedua brigade itu akan melakukan “misi defensif dan taktis,” tanpa memberi rincian lebih jauh mengenai rencana tersebut.
Para pejabat Israel telah mengatakan bahwa ofensif di Rafah diperlukan untuk mencapai sasaran mereka melenyapkan kelompok militan Hamas.
AS, PBB dan negara-negara lain telah menyatakan kekhawatiran mereka mengenai invasi darat. Mereka mengatakan bahwa invasi itu dapat menimbulkan bencana kemanusiaan bagi Rafah. Lebih dari separuh populasi Gaza kini mengungsi di area itu. Sementara itu masih banyak orang yang mengungsi dari daerah-daeran lain di Gaza karena pertempuran dan perintah evakuasi Israel.
Militer Israel, Rabu (24/4) mengatakan jet-jet tempurnya telah menggempur lebih dari 50 target di Gaza selama satu hari terakhir.
Ada juga serangan Israel terhadap berbagai posisi Hizbullah di Lebanon Selatan. Serangan itu juga merupakan respons terhadap gelombang penembakaan roket yang menurut kelompok militan itu adalah untuk menanggapi tewasnya warga sipil dalam serangan serupa Israel sebelumnya.
Hamas maupun Hizbullah telah ditetapkan sebagai organisasi teror oleh AS.
Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya, menurut penghitungan Israel. Israel mengatakan militan masih menahan sekitar 100 sandera dan lebih dari 30 jasad lainnya.
Tanggapan Israel, berupa serangan militer yang menurutnya ditujukan untuk melenyapkan Hamas dan memastikan kelompok itu tidak dapat melancarkan serangan lagi pada masa mendatang, telah menewaskan sedikitnya 34.183 orang Palestina dan melukai lebih dari 77 ribu lainnya, menurut kementerian kesehatan Gaza. Kementerian itu tidak membedakan warga sipil dan anggota Hamas yang bertempur tetapi menyatakan dua per tiga dari korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. [uh/ns]
Forum