Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Jumat (26/4) memperingatkan bahwa direbutnya pembangkit listrik tenaga nuklir penting oleh Rusia mengancam timbulnya bencana radiasi, sementara negara itu memperingati bencana nuklir Chernobyl tahun 1986.
Pasukan Rusia merebut PLTN Zaporizhzhia (ZNPP) di Ukraina Selatan pada hari-hari awal invasinya pada tahun 2022.
Kedua pihak sering menuduh pihak lainnya membahayakan keselamatan di fasilitas nuklir terbesar di Eropa itu. “Selama 785 hari ini, teroris Rusia telah menyandera ZNPP," kata Zelenskyy di media sosial.
“Tanggung jawab seluruh dunialah untuk menekan Rusia guna memastikan bahwa PLTN itu dibebaskan dan dikembalikan ke kontrol Ukraina sepenuhnya, serta agar seluruh fasilitas nuklir Ukraina dilindungi dari serangan Rusia,” lanjutnya.
“Inilah satu-satunya jalan untuk mencegah bencana radiasi baru, ancaman yang terus menerus dihadirkan penjajah Rusia di ZNPP.”
Seruan itu muncul 38 tahun setelah hancurnya PLTN Chernobyl di Ukraina Utara, yang ketika itu menjadi bagian dari Uni Soviet.
Insiden itu, yang dianggap sebagai bencana nuklir terburuk dunia, mengontaminasi wilayah yang luas di Ukraina, Belarus dan Rusia. Sebagian besar wilayah Eropa Barat juga terpapar radiasi.
“Bencana Chernobyl menunjukkan betapa cepatnya ancaman mematikan dapat muncul,” kata Zelenskyy pada hari Jumat.
Pasukan Rusia merebut fasilitas Chernobyl yang telah dinonaktifkan pada 24 Februari 2022, hari pertama invasinya, sewaktu negara itu mengirim pasukan ke Ukraina dari Belarus. Tetapi beberapa pekan kemudian Rusia meninggalkan fasilitas tersebut.
Pasukan Rusia telah mengontrol PLTN Zaporizhzhia sejak awal Maret 2022.
Badan Energi Atom Internasional, yang telah mengirim para inspektur nuklir ke PLTN Zaporizhzhia, telah menyatakan kekhawatiran mengenai keselamatan di fasilitas itu.
Moskow menuduh Ukraina menembakkan drone ke PLTN itu, sedangkan Kyiv mengatakan Moskow telah memiliterisasi fasilitas tersebut dan “menyanderanya.” [uh/lt]
Forum