Tautan-tautan Akses

Laporan: Selera China terhadap ‘Kayu Berdarah’ Mungkin Picu Konflik di Mozambik


Seorang anggota Polisi Kehutanan Mozambik berdiri di atas truk yang diduga membawa kayu ilegal, di Pemba, Provinsi Cabo Delgado, Mozambik, 13 Februari 2017.
Seorang anggota Polisi Kehutanan Mozambik berdiri di atas truk yang diduga membawa kayu ilegal, di Pemba, Provinsi Cabo Delgado, Mozambik, 13 Februari 2017.

Afrika telah lama dikenal dengan apa yang disebut “berlian darah”, sebuah istilah untuk kekayaan mineral yang memicu konflik kekerasan. Di negara Mozambik di Afrika Selatan, sebuah laporan menemukan bahwa “kayu berdarah” yang sebagian besar didorong oleh permintaan pasar dari China mendanai pemberontakan di Mozambik utara. Namun para analis keamanan tidak sepakat mengenai seberapa besar keuntungan yang diperoleh para militan dari penjualan kayu tersebut.

Sebuah kelompok militan yang terkait dengan ISIS telah melancarkan pemberontakan di Provinsi Cabo Delgado, Mozambik sejak tahun 2017, dan sebagian militan berperang atas nama jihad, namun sebagian lainnya didorong oleh eksklusi ekonomi di daerah yang kaya akan batu rubi dan gas alam itu.

Sebuah laporan minggu ini oleh badan amal yang berbasis di Inggris dan AS, Badan Investigasi Lingkungan (Environmental Investigation Agency/EIA), mengatakan salah satu kekayaan alam lain di kawasan ini, yaitu “kayu keras mewah” yang dihargai tinggi di China, semakin memicu pertikaian.

“Pembalakannya harus dihentikan. Mozambik telah memberlakukan larangan ekspor kayu bulat sejak tahun 2017, namun kita dapat melihat dengan jelas bahwa China – yang merupakan importir lebih dari 90% kayu di Mozambik – terus melakukan impor kayu dalam jumlah besar,” kata Alex Bloom dari EIA kepada VOA.

Hanya sebagian dari jumlah tersebut yang merupakan kayu yang berasal dari daerah yang dilanda pemberontakan, kata EIA, yang memperkirakan bahwa sekitar 30 persen kayu dari Cabo Delgado berasal dari hutan yang dikuasai pemberontak.

Badan itu mengatakan kayu tersebut kemudian dibawa ke pabrik penggergajian kayu milik China di kota Montepuez, tempat kayu legal dan kayu ilegal dari daerah konflik diproses bersama untuk menyamarkan ilegalitasnya sebelum dikirim.

Selama proses itu, perusahaan-perusahaan China diduga memberikan suap kepada para pejabat pemerintah untuk memperlancar jalan bagi kayu tersebut sampai ke pelabuhan untuk diekspor. Sebagian kayu yang dibawa dari Cabo Delgado ke China adalah kayu rosewood yang dikenal sebagai “hongmu” yang digunakan sebagai bahan untuk membuat mebel mewah.

Sebagai spesies yang terdaftar dalam Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES), rosewood harus melalui pemeriksaan oleh pejabat Mozambik untuk memastikan bahwa perdagangan tidak mengancam kelestariannya. Namun, karena korupsi, hal itu jarang terjadi, kata EIA.

“Apa yang kami lakukan adalah berbicara baik-baik dengan pihak China sehingga kami mendapat bagian dari suap dan mereka membawa kontainer tersebut melalui pelabuhan,” kata seorang mantan pejabat yang tidak disebutkan namanya yang dikutip dalam laporan tersebut kepada para penyelidik.

Bloom dari EIA mengatakan kepada VOA bahwa karena suap; sebagian pejabat Mozambik mungkin tidak mempunyai keinginan yang besar untuk menghentikan perdagangan kayu ilegal. [lt/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG